Bank of Japan (BoJ) diperkirakan akan mengumumkan hasil kebijakan suku bunga Jepang dan kebijakan Pengendalian Kurva Hasil (YCC) pada hari ini, Selasa, 31 Oktober 2023.


Seiring mendekatnya pengumuman kebijakan BoJ, Yen Jepang (JPY) telah menguat terhadap Dolar AS (USD), setelah sebelumnya melemah di bawah angka penting 150,00 pada pekan lalu. Angka ini merupakan level yang memicu perhatian pembuat kebijakan Jepang untuk campur tangan di pasar obligasi.


Meskipun inflasi Jepang telah melebihi target harga 2% selama 19 bulan berturut-turut, dan imbal hasil obligasi pemerintah (JGB) tetap berada pada level tertinggi dalam satu dekade, pasar tidak mengharapkan adanya kejutan dari BoJ.


Ekspektasi terkait kebijakan Bank of Japan dan dampaknya pada USD/JPY


Setelah pertemuan tinjauan kebijakan moneter bulan Oktober pada hari Selasa, Bank of Japan diharapkan akan mempertahankan kebijakan saat ini tanpa melakukan penyesuaian apapun. Mereka akan tetap mempertahankan target suku bunga dan imbal hasil JGB 10-tahun pada masing-masing -10bps dan 0,00%.


Sebelum pengumuman kebijakan BoJ, bank sentral telah melakukan campur tangan di pasar obligasi untuk keenam kalinya dalam bulan ini guna menahan kenaikan imbal hasil JGB yang terus meningkat. Ini terjadi karena imbal hasil obligasi AS yang tajam naik ke level tertinggi dalam 16 tahun. Imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun bahkan melampaui level penting 5,0% pada hari Senin lalu.


Imbal hasil patokan JGB 10-tahun mendekati 0,86%, mencapai level tertinggi sejak Juli 2013. Kenaikan yang berkelanjutan dalam imbal hasil JGB telah membuat BoJ mulai mempertimbangkan kemungkinan pelonggaran tambahan dalam kebijakan Pengendalian Kurva Hasil (YCC) pada pertemuan kebijakan bulan Oktober. 


Hal ini dilaporkan oleh Reuters, yang mengutip sumber dari dalam bank sentral. BoJ sebelumnya secara tak terduga meningkatkan batas imbal hasil 10-tahun dari 0,50% menjadi 1,0% pada tanggal 28 Juli.


Salah satu kekhawatiran yang muncul bagi Bank Sentral Jepang adalah tingginya tingkat inflasi, yang telah berlangsung di atas target bank selama lebih dari satu tahun. Indeks Harga Konsumen (CPI) inti Tokyo, yang menjadi perhatian khusus Bank of Japan, meningkat sebesar 2,7% pada bulan Oktober dibandingkan dengan tahun sebelumnya, naik dari kenaikan sebesar 2,5% pada bulan September. Sementara itu, indeks inti yang tidak termasuk makanan segar dan energi juga mengalami kenaikan sebesar 3,8%.

Baca Juga :

Kebijakan BoJ Tidak Berubah, Yen Melemah

Yen Menguat, BoJ Siap Keluar Dari Kebijakan Ultra Longgar

 


Dalam konteks inflasi yang tinggi ini, tiga orang yang memiliki pengetahuan tentang situasi ini menyatakan awal bulan ini bahwa BoJ berencana untuk menaikkan proyeksi inflasi konsumen inti hingga mendekati 3,0% untuk tahun yang berakhir pada bulan Maret 2024. 


Ini merupakan peningkatan dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,5% yang diumumkan pada bulan Juli. Selain itu, pemerintah juga diperkirakan akan meningkatkan proyeksi mereka untuk tahun 2024 dari angka saat ini sebesar 1,9% menjadi 2,0% atau lebih, seperti yang dilaporkan oleh Reuters.


Analis di BBH mencatat, "Perbaruan perkiraan makro akan menjadi faktor kunci. Laporan menunjukkan bahwa Bank of Japan kemungkinan akan merevisi proyeksi inflasi inti ke atas dalam pertemuan ini. Proyeksi untuk tahun fiskal 2023 kemungkinan akan mendekati 3,0% dibandingkan dengan proyeksi sebesar 2,5% yang diumumkan pada bulan Juli. 


Sementara proyeksi untuk tahun fiskal 2024 kemungkinan akan mencapai 2,0% atau lebih, dibandingkan dengan angka sebesar 1,9% yang terlihat pada bulan Juli. Proyeksi untuk tahun fiskal 2024 dan 2025 akan menjadi sangat penting, karena apabila angka tersebut melebihi 2%, maka ini akan mengindikasikan bahwa bank kemungkinan akan mulai mengurangi kebijakan akomodatif pada awal tahun 2024."


BoJ masih memiliki peluang untuk meningkatkan proyeksi inflasi, yang memungkinkannya untuk mempertahankan kebijakan moneter yang sangat longgar. Tetapi, hal ini juga meningkatkan tekanan pada bank sentral untuk meningkatkan batas imbal hasil melebihi 1,0% saat ini.


Meskipun demikian, BoJ mungkin akan berhati-hati karena para pengambil kebijakan terus mengevaluasi berbagai faktor yang harus dipertimbangkan saat mereka beralih dari kebijakan yang sangat longgar. Mereka tampaknya akan bersabar dalam menunggu pencapaian target yang konsisten. 


Menurut ringkasan pandangan yang diungkapkan dalam pertemuan BoJ bulan September, salah satu anggota dewan menyatakan bahwa paruh kedua tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2024 akan menjadi "periode penting" dalam menentukan apakah target harga BoJ dapat tercapai.


Menurut survei yang dilakukan oleh Reuters kepada para ekonom, hampir 80% dari mereka memperkirakan BoJ akan meninggalkan kerangka pengendalian imbal hasil 10 tahun pada akhir tahun 2024. Mayoritas dari mereka juga mengharapkan bahwa bank sentral akan menghentikan kebijakan suku bunga negatif (NIRP) pada tahun depan.


Peringatan!

Analisa ini berdasarkan pandangan dari segi fundamental dan teknikal dari sumber terpercaya, tidak menjadi saran atau ajakan. Selalu ingat bahwa konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Selalu gunakan riset mandiri terlebih dahulu mengenai informasi forex lainnya untuk dijadikan acuan dalam perdagangan Anda.  

 

Dapatkan Berita dan Artikel terupdate dari GIC Indonesia yang lain dapat anda cek di Google News setiap harinya untuk mengetahui update terkini seputar dunia forex hingga crypto. Trading juga di GICTrade menggunakan akun ECN untuk bisa menikmati trading dengan spread rendah mulai dari nol!