Saham Asia turun diakibatkan oleh kekhawatiran yang bergejolak yang berasal dari perbankan di AS hingga Eropa. Investor saat ini belum pulih dari Silicon Valley Bank yang anjlok baru-baru ini ditambah Credit Suisse yang gagal telah menakuti sentimen pasar lebih jauh. 

saham asia
Saham di Asia Turun

 

Kekhawatiran dan tidak stabilnya keuangan global semakin dalam dan investor membuang ekuitas secara global untuk menghindari volatilitas belaka.


Pada saat penulisan, Nikkei225 Jepang turun sekitar 1,01%, disusul oleh Shanghai yang juga turun 0,46%, Hang Seng turun 1,65% dan Nifty50 menyerah di poin persentase 0,55%. 


Dikte mengenai “lemahnya material” dalam pengendalian internal pelaporan keuangan Credit Suisse menunjukkan suatu yang buruk tentang perusahaan perbankan tersebut. Topik utama diikuti oleh Bank Nasional Saudi yang turun tajam karena menanamkan lebih banyak dana ke Credit Suisse, investor terkemuka di perusahaan perbankan Swiss, yang mempercepat kekhawatiran akan beberapa masalah keuangan internal yang menyebabkan saham Credit Suisse turun tajam. 


Setelah masalah yang menimpa Credit Suisse, China Securities Regulatory Commission telah menghentikan persetujuan untuk penjualan GDRs karena bisa mengancam stabilitas untuk pasar domestik, seperti yang dilaporkan oleh laman Bloomberg. 


Sementara itu, SNB telah menjanjikan uang muka kepada Credit Suisse sebesar 50 miliar Franc Swiss. Namun, perusahaan perbankan investasi membutuhkan waktu yang sangat banyak untuk proses pemulihan. 


Saham China telah melihat aksi penjualan secara besar-besaran meskipun ada harapan permintaan pemulihan. Berdasarkan laporan Bloomberg, bahwa harga perumahan di China naik pada bulan Februari untuk pertama kalinya dalam 18 bulan, ini menjadi tanda bahwa upaya pemerintah untuk menghidupkan kembali pasar yang sempat redup telah membuahkan hasil. Secara umum, optimisme dalam ekonomi yang terpukul dimulai dari kenaikan harga sektor realti dan berkembang hingga ke produktivitas. 


Dari sisi minyak mentah, harganya kini kembali pulih di atas $68,00 karena ekonomi G-7 menantang penurunan lebih lanjut dalam batas harga minyak mentah (crude oil) Rusia. 


Berdasarkan laporan Wall Street Journal, Presiden Amerika, Joe Biden telah mengatakan pada Presiden Komisi Eropa, Ursula con der Leyen di Gedung Putih pada pekan lalu bahwa Washington tidak ada minat untuk menyesuaikan sanksi minyak.

Nikmati Kemudahan Trading & Take Profit Hanya Dalam Satu Aplikasi, Download Sekarang!




baca juga :

Silicon Valley Bank Anjlok, Saham Asia Ikut Terpuruk

 


Peringatan!

Analisa ini berdasarkan pandangan dari segi fundamental dan teknikal dari sumber terpercaya, tidak menjadi saran atau ajakan. Selalu ingat bahwa konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Selalu gunakan riset mandiri terlebih dahulu mengenai informasi forex lainnya untuk dijadikan acuan dalam perdagangan Anda.  

 

Dapatkan Berita dan Artikel terupdate dari GIC Indonesia yang lain dapat anda cek di Google News setiap harinya untuk mengetahui update terkini seputar dunia forex hingga crypto. Trading juga di GICTrade menggunakan akun ECN untuk bisa menikmati trading dengan spread rendah mulai dari nol!