Uang Yen Jepang (JPY) melemah kembali terhadap dolar Amerika untuk kedua kalinya berturut-turut, mendorong pasangan USD/JPY mendekati 144,80, mendekati puncak mingguan selama sesi Asia hari Rabu. Kementerian Tenaga Kerja melaporkan bahwa upah riil di Jepang menyusut untuk bulan ke-20 pada bulan November, mengikuti perlambatan inflasi konsumen di Tokyo pada hari Selasa. Langkah-langkah stimulus pemerintah pasca-gempa bumi juga menunda rencana Bank of Japan (BoJ) untuk mengubah kebijakan ultra-dovishnya. Ini, ditambah suasana positif di pasar saham, melemahkan posisi safe-haven JPY.


Di sisi lain, Dolar AS (USD) masih di bawah level tertinggi hampir tiga minggu yang dicapai pada Jumat lalu, seiring ketidakpastian kapan Federal Reserve (Fed) akan menurunkan suku bunganya. 


Meskipun begitu, pasar telah mengurangi harapan terhadap pelonggaran kebijakan yang lebih agresif dari bank sentral AS, terutama setelah laporan ketenagakerjaan AS yang positif pada Jumat. Ini mendukung kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS, yang terus mendorong penguatan Greenback dan menunjukkan potensi kenaikan pasangan USD/JPY. Meskipun begitu, pembeli mungkin menunggu rilis angka inflasi konsumen AS pada hari Kamis sebelum membuka posisi baru.


Uang Yen Jepang terus mengalami pelemahan akibat data domestik yang kurang positif:


  1. Pada Rabu, Kementerian Tenaga Kerja Jepang melaporkan penurunan upah riil sebesar 3,0% YoY pada November.
  2. Pertumbuhan upah nominal pekerja Jepang melambat menjadi 0,2% pada November, yang merupakan pertumbuhan paling lambat dalam hampir dua tahun.
  3. Data hari Selasa menunjukkan CPI inti Tokyo melambat menjadi 2,1% YoY di Desember, mencapai titik terendah sejak Juni 2022.
  4. Penurunan ini mengurangi harapan Bank of Japan untuk sikap hawkish, mengingat tren upah dan perkiraan inflasi dianggap sebagai faktor kunci.
  5. Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan peningkatan cadangan anggaran menjadi 1 triliun Yen untuk menutupi biaya rekonstruksi gempa.
  6. Kabinet Perdana Menteri Fumio Kishida menyetujui pengeluaran 4,74 miliar Yen dari cadangan fiskal 2023/24 untuk bantuan darurat.
  7. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tetap stabil di atas 4,0%, mendukung Dolar AS dan prospek apresiasi lebih lanjut pada pasangan USD/JPY.
  8. Meskipun begitu, pembeli mungkin menunggu data inflasi konsumen AS pada hari Kamis sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.

 

Peringatan!

Berita forex hari ini mengenai “Profit Belum Terlihat! Uang Yen Jepang Kembali Surut Hari Ini” berdasarkan pandangan dari segi fundamental dan teknikal dari sumber terpercaya, tidak menjadi saran atau ajakan. Selalu ingat bahwa konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Selalu gunakan riset mandiri terlebih dahulu mengenai informasi forex lainnya untuk dijadikan acuan dalam perdagangan Anda.  

 

Dapatkan Berita dan Artikel terupdate dari GIC Indonesia yang lain dapat anda cek di Google News setiap harinya untuk mengetahui update terkini seputar dunia forex hingga crypto. Trading juga di GICTrade menggunakan akun ECN untuk bisa menikmati trading dengan spread rendah mulai dari nol!


Baca Juga: 

Mata Uang Yen Jepang Melonjak! Trader Siap-siap Cuan Besar