Harga minyak naik sedikit pada hari Jumat dan mengalami kenaikan mingguan kedua berturut-turut. Hal ini disebabkan oleh permintaan yang kuat yang mengakibatkan penurunan stok minyak AS yang lebih besar dari perkiraan, sehingga dapat mengimbangi kekhawatiran mengenai suku bunga AS yang lebih tinggi.


Minyak Brent berjangka naik sebesar 20 sen, atau 0,3%, menjadi $76,72 per barel pada pukul 03:04 GMT. Sementara itu, harga minyak mentah WTI AS naik sebesar 19 sen, juga 0,3%, menjadi $71,99 per barel.


Dalam kutipan Edward Moya, seorang analis di OANDA, menyatakan bahwa prospek permintaan minyak mentah semakin baik saat musim panas mencapai puncaknya di Amerika Serikat. Dia juga menyebutkan bahwa Arab Saudi berhasil meningkatkan harga minyak ke Eropa dan Asia.


Menurut Administrasi Informasi Energi pada hari Kamis, persediaan minyak mentah di AS turun lebih dari yang diperkirakan karena permintaan penyulingan yang kuat. Selain itu, persediaan bensin juga mengalami penarikan besar setelah terjadi peningkatan dalam aktivitas mengemudi minggu sebelumnya.


Hal tersebut terjadi ketika para eksportir minyak utama, seperti Arab Saudi dan Rusia, mengumumkan pengurangan produksi baru untuk bulan Agustus. Total pemotongan produksi sekarang mencapai lebih dari lima juta barel per hari (bpd), yang setara dengan 5% dari produksi minyak global.


Meskipun demikian, kenaikan harga minyak terbatas oleh ekspektasi yang menguat bahwa bank sentral Amerika Serikat kemungkinan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan tanggal 25-26 Juli, setelah mempertahankan suku bunga stabil di kisaran 5%-5,25% pada bulan Juni.


Jumlah klaim baru untuk tunjangan pengangguran di Amerika Serikat mengalami kenaikan moderat minggu lalu, sementara gaji di sektor swasta meningkat secara signifikan pada bulan Juni. Data tersebut, yang dirilis pada hari Kamis, meningkatkan kemungkinan adanya kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve bulan ini.


Sementara itu, OPEC kemungkinan akan mempertahankan pandangan optimis terkait pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun depan saat mereka merilis prospek pertama mereka akhir bulan ini. Sumber yang dekat dengan OPEC mengatakan bahwa meskipun diperkirakan terjadi perlambatan dibandingkan tahun ini, namun masih terjadi peningkatan di atas rata-rata.

Kenaikan suku bunga akan berdampak pada peningkatan biaya pinjaman bagi bisnis dan konsumen, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak. Investor akan mencari petunjuk mengenai kebijakan suku bunga dari data inflasi Amerika Serikat dan China yang akan dirilis minggu depan.


Edward Moya mengatakan, "Harga minyak telah mencapai titik terendahnya minggu ini dan tampaknya memiliki potensi untuk naik lebih tinggi selama kekhawatiran mengenai resesi global tidak menjadi lebih parah."


Peringatan!


Analisa ini berdasarkan pandangan dari segi fundamental dan teknikal dari sumber terpercaya, tidak menjadi saran atau ajakan. Selalu ingat bahwa konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Selalu gunakan riset mandiri terlebih dahulu mengenai informasi forex lainnya untuk dijadikan acuan dalam perdagangan Anda.  


Dapatkan Berita dan Artikel terupdate dari GIC Indonesia yang lain dapat anda cek di Google News setiap harinya untuk mengetahui update terkini seputar dunia forex hingga crypto. Trading juga di GICTrade menggunakan akun ECN untuk bisa menikmati trading dengan spread rendah mulai dari nol!

Baca Juga :

Produksi Dipangkas, Harga Minyak WTI Terbang

OPEC Akan Pangkas Produksi, Harga Minyak Melambung