Terkait dengan risiko pasar, terdapat kekhawatiran pedagang terhadap kemungkinan gagal bayar AS dan pertumbuhan ekonomi yang melambat menjelang data atau peristiwa utama. Namun, beragam data AS yang beredar memberikan dukungan bagi kehati-hatian pasar, seperti yang dinyatakan oleh Thomas Barkin dari Richmond Fed. 


Namun demikian, hal ini juga bisa menimbulkan kecemasan menjelang data atau peristiwa penting. Perlu diperhatikan bahwa kekhawatiran tentang gagal bayar AS juga mempengaruhi sentimen pasar, meskipun baru-baru ini ada tantangan terhadap pandangan hawkish Fed yang dapat memberikan ruang napas bagi pemain pasar yang bersifat bearish.


Saat ini, suasana hati di pasar S&P500 Futures masih ragu-ragu, dengan sedikit penawaran di sekitar 4.220 pada saat penulisan ini. Hal ini terjadi setelah penutupan Wall Street yang bervariasi, sementara imbal hasil obligasi Treasury AS tetap tertekan belakangan ini. 


Selain itu, Indeks Dolar AS (DXY) juga menunjukkan kelesuan di sekitar 104,00 setelah menghentikan tren naik selama enam hari dan berada di dekat level tertinggi dalam 10 minggu.


Data terkait menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen Conference Board (CB) mengalami penurunan yang lebih rendah menjadi 102,30 untuk bulan Mei, dibandingkan dengan revisi naik sebelumnya yaitu 103,70 yang tercatat pada bulan April (sebelumnya 101,30). 


Laporan survei juga mencatat bahwa ekspektasi inflasi konsumen dalam satu tahun turun menjadi 6,1% di bulan Mei dari 6,2% di bulan April. Selain itu, Indeks Bisnis Manufaktur Fed Dallas untuk bulan Mei juga mengalami penurunan menjadi -29,1 dari -23,4, melampaui ekspektasi pasar sebesar -19,6.


Presiden Richmond Fed, Thomas Barkin, sejalan dengan data ini, mengungkapkan bahwa ia melihat bukti bahwa kenaikan suku bunga telah membatasi permintaan.


PMI resmi China menunjukkan keadaan yang beragam, dengan sebagian besar sektor manufaktur menunjukkan kondisi yang suram, meskipun PMI Non-Manufaktur tampaknya tidak terlalu terdampak.


Selanjutnya, pasar mungkin menghadapi hari yang lesu karena investor dapat menjadi lebih berhati-hati menjelang acara utama di AS, yaitu pemungutan suara Dewan Perwakilan Rakyat mengenai kesepakatan plafon utang AS. 


Selain itu, penting untuk memperhatikan data Pembukaan Pekerjaan JOLTS AS untuk bulan April, yang diperkirakan sebesar 9,375 juta dibandingkan dengan sebelumnya sebesar 9,59 juta, serta Indeks Manajer Pembelian Chicago untuk bulan Mei, yang diperkirakan turun menjadi 47,0 dari 48,6.


Jika Partai Republik AS memblokir perpanjangan batas utang, para pedagang dapat menghadapi kejutan dan situasi tersebut dapat mendorong aset berisiko, yang pada gilirannya akan memberikan harapan kepada para pesimis. Namun, Dolar AS mungkin tidak akan mengikuti pola yang sama dan bisa saja mengalami tekanan bearish jika data AS mengecewakan dengan selisih yang signifikan.

Registrasi Disini Untuk Dapetin Profit Trading Komoditi Secara Maksimal, Jadiin Peluang Cuan!



Peringatan!

Analisa ini berdasarkan pandangan dari segi fundamental dan teknikal dari sumber terpercaya, tidak menjadi saran atau ajakan. Selalu ingat bahwa konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Selalu gunakan riset mandiri terlebih dahulu mengenai informasi forex lainnya untuk dijadikan acuan dalam perdagangan Anda. 

 

Dapatkan Berita dan Artikel terupdate dari GIC Indonesia yang lain dapat anda cek di Google News setiap harinya untuk mengetahui update terkini seputar dunia forex hingga crypto. Trading juga di GICTrade menggunakan akun ECN untuk bisa menikmati trading dengan spread rendah mulai dari nol!

 Baca Juga : Saham S&P 500 Turun Ringan Sekitar 4.150, Memudarkan Rebound Korektif