Berita Rupiah - Nilai tukar USD/IDR terus naik mendekati angka 15.325 saat memasuki awal sesi Eropa hari ini. Peningkatan permintaan terhadap dolar AS didorong oleh antisipasi bahwa Fed akan melanjutkan siklus ketatnya. Pelaku pasar tengah menantikan keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada hari Kamis dan pidato Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell dalam Simposium Jackson Hole pada hari Jumat untuk mencari dorongan baru.


Namun demikian, diperkirakan bank sentral Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuannya pada tingkat 5,75% dalam pertemuan ketujuh secara beruntun pada hari Kamis dan sepanjang tahun. Ini berdasarkan hasil jajak pendapat Reuters yang dilakukan antara tanggal 14 dan 21 Agustus.


Lebih lanjut, penguatan Rupiah menjadi lebih lemah dipicu oleh kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS yang lebih tinggi dan kekuatan yang lebih menonjol dari USD. Imbal hasil obligasi Treasury AS dengan tenor 10 tahun telah mencapai 4,344% setelah naik ke puncak tahun 2007 yaitu 3,366%. Sementara itu, tingkat imbal hasil dari obligasi pemerintah yang berjangka waktu 10 tahun melonjak hingga 6,725%, mencapai tingkat tertinggi sejak bulan April.


Tak hanya itu, dampak yang lebih ringan dari penurunan suku bunga Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) pada hari Senin juga memberikan tekanan pada Rupiah. Pihak berwenang di Tiongkok telah mengurangi tingkat Loan Prime Rate (LPR) untuk jangka waktu satu tahun sebanyak 10 basis poin (bps) menjadi 3,45%, dari sebelumnya 3,55%, sementara LPR untuk jangka waktu lima tahun tetap stabil di 4,2%. 


Ketidakpastian dalam perekonomian Tiongkok memberikan beban tambahan terhadap pertumbuhan Indonesia. Walaupun demikian, pada hari Minggu, otoritas di Tiongkok melaporkan niat mereka untuk menyediakan dukungan keuangan guna meredam kekhawatiran mengenai utang pemerintah daerah, hal ini dilaporkan oleh Reuters. Tindakan ini, pada akhirnya, mungkin akan membatasi penurunan nilai Rupiah dan menjadi faktor penghambat bagi pergerakan USD/IDR.


Dari perspektif Dolar AS, para investor meningkatkan ekspektasi terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed), meskipun data terkait ketenagakerjaan yang kuat dan angka inflasi yang rendah pada minggu lalu. 


Pidato yang akan disampaikan oleh Ketua Fed Jerome Powell pada hari Jumat nantinya akan memberikan arahan kepada para investor dan berpotensi memberikan gambaran mengenai situasi ekonomi. Jika nada pembicaraan cenderung mengarah ke sikap yang lebih ketat, ini bisa mempengaruhi penguatan Dolar AS terhadap mata uang pesaingnya.


Menghadapi masa depan, pelaku pasar akan dengan teliti memperhatikan hasil kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan pada hari Kamis. Selain itu, pidato yang akan disampaikan oleh Ketua Fed Jerome Powell dalam acara Simposium Jackson Hole pada hari Jumat akan menjadi fokus perhatian dalam minggu ini. Para trader akan menggunakan informasi dari pidato ini untuk mengambil petunjuk dan mencari peluang di pasar USD/IDR.


Peringatan!

 

Analisa ini berdasarkan pandangan dari segi fundamental dan teknikal dari sumber terpercaya, tidak menjadi saran atau ajakan. Selalu ingat bahwa konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Selalu gunakan riset mandiri terlebih dahulu mengenai informasi forex lainnya untuk dijadikan acuan dalam perdagangan Anda.  

 

Dapatkan Berita dan Artikel terupdate dari GIC Indonesia yang lain dapat anda cek di Google News setiap harinya untuk mengetahui update terkini seputar dunia forex hingga crypto. Trading juga di GICTrade menggunakan akun ECN untuk bisa menikmati trading dengan spread rendah mulai dari nol!

Baca Juga:

Kurs Rupiah Hari Ini Menguat di 14.700 Karena Data PDB Bervariasi

USD IDR Hari Ini: Ekonomi Indonesia Pulih, Dollar Terhimpit