Dolar akhiri penurunan, menuju penurunan mingguan pertama, versus mata uang utama sejak awal bulan lalu pada hari Jumat dikarenakan selera risiko global rebound. Sementara itu, yen Jepang menuju level terendah selama tiga tahun dan harga bitcoin yang mencapai hampir $60.000. Sedangkan indeks dolar tergelincir 0.1% menjadi 93.9 dan turun lagi untuk minggu ini sebesar 0.2% sehingga akan menjadi kerugian mingguan pertama dalam enam minggu. Greenback cenderung naik ketika para investor mencari keamanan. Selain itu, terdapat pasar saham global yang telah rally minggu ini dikarenakan kekhawatiran tentang ekonomi yang stagflasi telah mereda oleh pendapatan perusahaan yang melampaui perkiraan di Amerika Serikat. Bagi orang-orang atau para investor, hanya yen yang merupakan mata uang yang dipandang sebagai surga. Dolar berhasil mempertahankan momentum selama lima minggu terakhir dengan kenaikan 0.4% pada hari Jumat dan menyentuh 114.18 yen untuk pertama kalinya sejak November 2018. Analisis mengatakan investor lama dolar telah diperas dari posisi mereka dalam beberapa hari terakhir. Terlebih lagi, data inflasi tidak mendukung kenaikan lebih lanjut dalam mata uang. "Kurangnya kejutan sisi dalam data CPI (inflasi harga konsumen) AS dan konfirmasi ekspektasi yang ada pada pengurangan FED dalam pertemuannya, tidak memberikan katalis untuk pembelian USD tambahan dan karena itu aksi dijual" Kata analisis MUFG Derek Halpenny. Greenback telah reli sejak awal September di tengah ekspektasi bank sentral di tengah ekspektasi bank sentral AS yang akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya di tengah membaiknya ekonomi dan melonjaknya harga energi. Rapat pertemuan FED September mengkonfirmasi untuk minggu ini bahwa pengurangan stimulus pasti akan dimulai tahun ini. Meskipun pembuat kebijakan terbagi tajam mengenai inflasi dan apa yang harus mereka lakukan tentang hal itu. Pasar uang saat ini sedang memperkirakan peluang sekitar 50/50 dari kenaikan suku bunga 25 basis poin pada bulan Juli. Setelah itu, terdapat gambaran besar dari kesehatan ekonomi AS yang pada hari Jumat nanti akan dirilis angka penjualan ritel. Euro naik tipis 0.1% menjadi $1.1611 setelah menyentuh $1.1624 untuk pertama kalinya sejak 4 September pada hari Kamis. Sedangkan sterling naik 0.4% menjadi $1.3722 setelah naik ke level tertinggi sejak 24 September lalu pada $1.3734 semalam. Untuk dolar Aussie menjadi sensitif terhadap risiko yang bertambah 0.2% menjadi $0.7428. Dolar kiwi Selandia Baru melonjak 0.4% menjadi $0.7061 dengan memperpanjang lonjakan 1% pada hari Kamis. "Kami mengakhiri minggu dengan risiko yang tinggi" Chris Weston, kepala penelitian di broker Pepperstone di Melbourne pada tulisan catatan untuk klien. "Ekuitas naik dengan keras, dan JPY tidak memiliki tempat sebagai lindung nilai. Oleh karena itu, hal ini hanya akan menyeret kinerja portfolio secara keseluruhan" Lanjut Weston. Sedangkan dalam cryptocurrency, berita bitcoin menguat setinggi $60.000 dengan puncak hampir enam bulan. Dikarenakan para trader menjadi semakin yakin bahwa regulator AS akan menyetujui peluncuran dana yang diperdagangkan di bursa berdasarkan kontrak berjangkanya.