Jakarta, GIC Trade – Harga minyak jatuh pada hari Jumat, bersiap untuk penurunan mingguan keempatnya, karena kekhawatiran ekonomi baru di Amerika Serikat dan China menghidupkan kembali kecemasan tentang pertumbuhan permintaan bahan bakar di dua konsumen minyak terbesar dunia.

Minyak mentah Brent berjangka turun 48 sen, atau 0,64%, menjadi $74,50 per barel pada 13:35 Wib. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 39 sen, atau 0,55%, menjadi $70,48.

Kedua tolok ukur ditetapkan turun sekitar 1,1% untuk minggu ini, yang akan menjadi penurunan mingguan terpanjang sejak November 2021.

Dengan pembicaraan tentang pagu utang pemerintah AS terhenti dan kekhawatiran baru bahwa bank regional lain sedang dalam krisis, ada kekhawatiran yang meningkat bahwa AS akan memasuki resesi. Penurunan pinjaman baru untuk bisnis di China dan data ekonomi yang lebih lemah di sana pada awal minggu memfokuskan kembali keraguan tentang pemulihannya dari pembatasan COVID yang mendorong pertumbuhan permintaan minyak.

Selain itu, data inflasi yang lebih dingin dari kedua negara menunjukkan permintaan konsumen lemah, kata Tina Teng, analis pasar di CMC Markets di Auckland.

"Minyak adalah komoditas yang sensitif terhadap pertumbuhan, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor bearish ini," katanya dalam email.
Harga naik lebih awal pada hari Jumat, setelah jatuh untuk dua sesi sebelumnya, pada beberapa ekspektasi permintaan menyusul komentar dari menteri energi AS bahwa AS dapat membeli kembali minyak untuk Cadangan Minyak Strategis (SPR) setelah beberapa penjualan selesai pada bulan Juni.

Pemerintah AS mengatakan akan membeli minyak ketika harga secara konsisten berada di atau di bawah $67 hingga $72 per barel.
Namun, pembicaraan untuk menaikkan batas utang federal AS sebesar $31,4 triliun mungkin tidak mencapai kesepakatan pada waktunya untuk mencegah gagal bayar utang pemerintah, yang dapat menyebabkan dislokasi pasar yang parah.

Secara fundamental, kekhawatiran ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan China menghidupkan kembali kecemasan tentang pertumbuhan permintaan bahan bakar di dua konsumen minyak terbesar dunia, sehingga membebani harga minyak. Lalu bagaimana secara teknikal, simak analisanya berikut ini:
 
Analisis Teknikal

 
Harga minyak pada periode 1 jam mencoba bergerak turun lebih lanjut perlu melewati area support di 69.80 hingga menuju level support selanjutnya di 69.00. Sementara untuk merubah bias menjadi bullish, maka harga minyak perlu melewati level resistance di 71.45 hingga menuju level resistance selanjutnya di 73.10.

Analisa ini bersifat pandangan dari segi fundamental dan teknikal yang digunakan oleh penulis, tidak menjadi saran atau ajakan. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut klik gambar di bawah.