
Apa Itu NAB dalam Reksadana?
NAB sendiri merupakan jumlah dana yang akan dikelola oleh reksadana, yang mana telah mencakup kas, saham deposito, maupun obligasi. NAB ini merupakan jumlah dari dana yang akan dikelola oleh manajer investasi mengenai suatu produk reksadana yang akan dihitung pada setiap hari perdagangan bursa. NAB atau Nilai aktiva bersih akan menunjukkan nilai pada pasar reksadana atau harga bersih dari suatu reksadana tersebut, yang juga akan menampilkan perkembangan dari nilai investasi milik kalian sendiri, yaitu sedang mengalami kenaikan ataupun penurunan. Total dari investasi kalian akan terus berubah pada setiap hari bursa, yang mana akan bergantung pada kinerja efek maupun portofolio dalam suatu produk reksadana yang telah dimiliki. Terdapat juga NAB/UP yang merupakan harga suatu reksadana tersebut. NAB/UP ini akan menjadi tolok ukur atau acuan pada perhitungan harga di suatu reksadana yang ada. Sebab jika kalian hendak bertransaksi reksadana baik dengan melakukan beli ataupun menjual, kalian juga perlu untuk mengetahui berapa perhitungan NAB pada suatu reksadana tersebut untuk bisa memperkirakan dari jumlah unit yang nantinya akan peroleh ataupun diperkirakan keuntungannya ketika akan menjual reksadana. Untuk jumlah unit penyertaan dari reksadana ini, jumlahnya akan tetap jika kalian tidak melakukan penambahan maupun pembelian reksadana kembali atau yang biasa disebut sebagai top up. Dan bisa juga berkurang jika kalian melakukan penjualan atau redemption terhadap reksadana tersebut. Sementara untuk potensi keuntungan yang nantinya diperoleh, akan berdasarkan pada pergerakan NAB reksadana yang mana setiap harinya bisa berubah. Setiap hari pada setiap bursa telah selesai pada sesi perdagangan, NAB reksadana tersebut akan dihitung oleh pihak bank kustodian. Yang kemudian pada hasil perhitungan NAB tersebut nantinya akan diterbitkan oleh manajer investasi yang mana selaku pengelola dari portofolio reksadana dan akan dipublikasikan pada berbagai media massa baik secara cetak maupun online. Sebelum mengetahui fungsi dari reksadana, pastikan kalian telah mengisi survey pengguna agar kami bisa mengetahui kepuasan dari para pengguna kami mengenai platform ini sendiri.
Fungsi dalam Reksadana
NAB tersebut tidak menentukan murah maupun mahalnya suatu reksadana yang ada. Sesuai dengan pengertiannya, NAB ini merupakan petunjuk dari total kekayaan yang ada pada suatu reksadana yang telah dikelola oleh manajer investasi. Dalam melakukan investasi pada reksadana, investor juga perlu mengenal serta memahami apa istilah dari NAB/UP atau singkatan dari nilai aktiva bersih per unit penyertaan, yang lebih sering disebut dengan NAB saja.
NAB/UP ini akan berfungsi sebagai suatu tolok ukur maupun acuan dari perhitungan harga pada suatu reksadana. Karena apabila kalian hendak bertransaksi produk reksadana, baik dengan membeli maupun menjual, kalian perlu mengetahui tentang berapa NAB pada suatu produk reksadana tersebut. Dengan alasan untuk bisa memperkirakan dari jumlah unit yang nantinya akan diperoleh ataupun perkiraan dari keuntungan yang akan didapat ketika akan menjual reksadana dengan uang yang hendak kalian cairkan.
Jumlah dari unit penyertaan reksadana ini jumlahnya bisa tetap jika kalian tidak melakukan penambahan maupun pembelian reksadana kembali dengan cara top up. Namun, bisa juga berkurang jika kalian melakukan penjualan atau redemption terhadap reksadana yang kalian miliki tersebut. Sementara untuk potensi keuntungannya nantinya akan diperoleh dengan berdasarkan pergerakan NAB pada reksadana tersebut, yang mana setiap harinya akan berubah.
Fungsi lain dari NAB yang perlu kalian ingat adalah NAB dapat dijadikan sebagai informasi yang lebih mendalam mengenai reksadana tersebut. Hal ini bisa bertujuan agar investasi yang telah ataupun akan dilakukan bisa tepat dan juga akan menghasilkan keuntungan. Perlu kalian ingat juga untuk mengisi Trader Assessment agar bisa berkonsultasi mengenai trading yang kalian lakukan.

Manfaat dalam Reksadana
Setelah mengetahui apa fungsi dari NAB itu sendiri, kali ini kita juga akan mempelajari apa manfaat dari NAB itu sendiri. Perlu kita ingat lagi, NAB merupakan dasar untuk melakukan perhitungan harga dari unit investasi reksadana atau yang biasa disebut sebagai NAB/UP. Kalian bisa mencari tahu mengenai harga unit pada sebuah investasi dari perusahaan reksadana tersebut, dengan cara hanya melihat data NAB/UP pada perusahaan yang bersangkutan. Nilai dari NAB/UP ini akan berubah pada setiap harinya karena akan didasarkan pada penghitungan NPW atau Nilai Pasar Wajar yang sedang berlaku. Faktor lain yang akan memengaruhi pada perubahan NAB ini yaitu perubahan dana yang mana dikelola oleh MI atau Asset Under Management (AUM) akan mengalami suatu peningkatan nilai. NAB tidak bisa memberikan informasi mengenai keuntungan yang akan diperoleh oleh para investor melalui reksadana tersebut secara langsung. Sehingga Nilai Aktiva Bersih atau NAB ini memiliki manfaat yang bisa membantu kelancaran pada saat pelaksanaan proses investasi yang termasuk dengan memilih yang terbaik.Cara Menghitung
Sesuai dengan OJK, suatu perusahaan yang telah berkecimpung pada bursa maupun penawaran umum (initial public offering/IPO) harga pada NAB/UP akan ditetapkan sebesar Rp 1.000 yang telah sesuai dengan regulasi yang sedang berlaku. Harga itu bisa dibilang sebagai nilai dasar pada NAB/UP, yang selanjutnya harga dari NAB/UP tersebut akan mengalami perubahan yang harus sesuai dengan pergerakan harga pasar. Maka dari itu, harga NAB/UP ini biasa akan mengalami perubahan pada setiap harinya. Pada umumnya, NAB akan dihitung dengan cara menjumlahkan dari total aktiva bersih keseluruhan dana (Asset Under Manajemen) yang ada pada reksadana tersebut, dengan kemudian jumlah yang telah dijumlahkan akan dibagi dengan total unit yang ada pada pasar. Sebagai informasi, total aktiva bersih ini berasal dari nilai pasar pada jenis instrumen investasi yang ada di reksadana seperti surat berharga pasar uang, obligasi, deposito, dan saham. Jadi, hasil dari total aktiva bersih secara keseluruhan yang telah dibagi dengan total unit akan dikurangi dengan biaya operasional lainnya seperti biaya bank kustodian, biaya manajer investasi, dan lain-lain. Sebagai contoh lain, apabila pada suatu unit reksadana sedang mempunyai NAB/UP yang senilai Rp 2500, maka harga tersebut merupakan harga yang harus bisa kalian bayar untuk dapat memiliki satu unit reksadana. Begitu juga dengan sebaliknya, apabila kalian sedang melakukan investasi sebanyak Rp 500 ribu ke dalam reksadana tersebut yang sedang memiliki Nilai Aktiva bersih sebesar Rp 2500, maka kalian akan memperoleh sebanyak 200 unit reksadana. Harga pada NAB/UP nantinya akan terus berubah sesuai dengan kondisi pasar yang ada, sehingga hal itulah yang akan membuat reksadana akan memiliki nilai harian yang berbeda-beda. Seluruh investor pastinya akan melakukan perkiraan mengenai nilai portofolionya ketika pasar saham hendak ditutup pada setiap hari. Sehingga, pasar pun nantinya akan dibuka lagi pada hari selanjutnya dengan menggunakan harga saham pada penutupan di hari sebelumnya. Perusahaan reksadana nantinya akan memotong setiap hutang serta biaya yang sesuai untuk bisa melakukan perhitungan nilai aktiva bersih pada saat itu sesuai dengan rumus yang telah diberikan. Kalian bisa mendapatkan biaya per hari untuk per unitnya pada saat sudah membagi pada nilai total aset dengan jumlah unit yang telah dikeluarkan. Dikarenakan reksadana lebih memiliki sifat yang terbuka, maka untuk para investor baru dan juga penarikan baru bisa memengaruhi harga unit dari produk reksadana tersebut. Apabila manajer investasi tersebut dinilai tidak cocok, maka para investor juga memiliki pilihan untuk bisa memasukan jumlah dana tambahan maupun dengan menjual beberapa sahamnya terlebih dahulu. Sebelum lanjut untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi dalam reksadana, kalian bisa melakukan Preliminary Test sehingga kalian bisa mengukur seberapa jauh keahlian kalian dalam bertrading.