Banyak para investor-investor handal yang telah lahir di berbagai negara. Pekerjaan sampingan ini bahkan bisa membuat mereka menjadi miliarder di negara mereka atau bahkan dunia. Di Indonesia, juga terdapat seseorang yang telah menjadi miliarder saham sehingga tercatat di sejarah dunia saham Indonesia. Miliarder tersebut adalah Lo Kheng Hong. Kali ini, kita akan membahas mengenai biografi dari Lo Kheng Hong itu sendiri. Raih Komisi Sekarang Lo Kheng Hong adalah seorang investor individu asal Indonesia yang telah meraup banyak keuntungan hingga triliunan hingga saat ini. Dikenal sebagai Waren Buffet, yang merupakan investor dengan begitu banyak keahlian pada bidang investasi saham. Untuk lebih lengkapnya mengenai siapa Lo Kheng Hong ini, kalian bisa membaca artikel di bawah ini. Sebelum membaca pembahasan detail di bawah, kalian juga bisa melakukan unduh aplikasi GIC Mobile, baik pada Google Play Store maupun Apps Store.

Biodata Lo Kheng Hong

Lo Kheng Hong ini merupakan seorang dengan kelahiran Jakarta pada tanggal 20 Februari tahun 1959. Lo Kheng Hong terlahir sebagai anak tertua atau sulung dari tiga bersaudara pada keluarga yang bisa dibilang sederhana. Ayahnya yang berasal dari kota Pontianak dan telah merantau ke Jakarta. Semasa kecilnya, LKH ini pernah merasakan kehidupan yang susah, dengan rumah yang sempit di Jakarta berukuran hanya 4 x 10 meter. Namun, hidupnya yang susah ini tidak menutup kemungkinan untuk beliau meraih kesuksesan. Bahkan, hingga tahun 2012 telah tercatat bahwa LKH ini telah memiliki aset sebesar 2.5 triliun. Lo Kheng Hong ini bahkan mulai menjajal dunia investasi pada saat berumur 30 tahun. Bila LKH ini disebut sebagai Warren Buffet Indonesia, maka Warren Buffet yang asli ini telah mengenal dunia investasi saham sejak usianya yang menginjak 11 tahun. Saham pertama yang beliau beli adalah PT. Gajah Surya Finance Tbk pada saat perusahaan tersebut sedang melakukan penawaran saham yang perdana pada publik atau IPO, di tahun 1989 silam.

Biografi Lo Kheng Hong

Meskipun hidup yang serba kesusahan, Lo Kheng Hong ini tetap lebih mengutamakan pendidikan. Hal ini terbukti dengan adanya semangat dalam menuntut ilmu pada masa bangku kuliah. Di tahun 1979, beliau mulai mendaftar kuliah malam pada jurusan Sastra Inggris di Universitas Nasional, Jakarta. Ketika ia berkuliah, LKH ini juga tetap bekerja sebagai pegawai suatu tata usaha di PT Overseas Express Bank (OEB). Pada tahun 1989 silam, Lo Kheng Hong telah memulai sepak terjangnya dalam dunia saham. Pada saat itu, ia sedang berusia 30 tahun. Setelah selama setahun telah memenggeluti dunia saham, ia kemudian pindah bekerja pada sebuah Bank Ekonomi. Ketika di sana, ia bekerja dan menjabat pada bagian pemasaran. Setelah setahun berselang, ia telah mendapatkan promosi dengan mejadi kepala cabang pada tempat ia bekerja. LKH ini merupakan seorang yang pekerja keras. Terbukti dalam riwayatnya ketika bekerja. Selama setahun saja, ia telah bisa menjadi seorang kepala cabang pada Bank Ekonomi. Namun setelah lama bekerja selama 17 tahun, ia memutuskan untuk berhenti bekerja di bank tersebut dan memilih untuk tetap fokus untuk menjadi seorang investor saham. Seorang Lo Kheng Hong memang telah berhenti dari pekerjaannya di bank, namun ia bisa memanfaatkan waktu yang telah dimiliki untuk melakukan hal yang bermanfaat atau investasi diri seperti membaca, berfikir, dan berinvestasi. Ketiga kegiatan ini biasa disebut dengan RTI (readingthinkinginvesting). LKH akan membaca 4 koran dalam sehari begitu juga hari selanjutnya, ia juga membaca laporan keuangan perusahaan dan data statistik suatu pasar modal. Selain itu, Lo Kheng Hong juga secara rutin melakukan perjalanan ke luar negeri. Dalam jangka waktu setahun, Lo Kheng Hong setidaknya telah melakukan perjalanan ke luar negeri sebanyak 2 kali. Terhitung hingga tahun 2012 yang lalu, Lo Kheng Hong ini sudah mengelola pasar saham sekitar 30 jenis saham. Ia telah mengalokasikan hampir semua asetnya untuk melakukan investasi. Bahkan, ia hanya menyisakan sebesar 15% dari asetnya tersebut untuk dana darurat. Diantara semua saham yang telah digeluti oleh LKH ini, terdapat dua saham yang terkenal telah memberinya keuntungan yang sangat besar. Saham tersebut yaitu UNTR (PT United Tractor Tbk) dan juga MBAI (PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk). Pada waktu itu, Lo Kheng Hong membeli saham UNTR di tahun 1998. Saat itu terjadi krisis finansial. Bahkan saat itu Lo Kheng Hong dikabarkan rugi besar hingga 85%. Pada tahun 1996 akhirnya ia memutuskan untuk berhenti bekerja sehingga otomatis tidak memilik penghasilan dari manapun. Namun, LKH tetap memilih untuk membeli suatu saham pada saat ia sedang mengalami rugi besar dan juga di tengah krisis finansial. Menurut pendapatnya, krisis finansial bisa dinilai sedang menawarkan peluang untuk bangkit lagi. Telah banyak saham yang harganya mengalami terjun payung, termasuk harga saham UNTR. Padahal, saham UNTR ini termasuk saham yang bagus. UNTR itu sendiri merupakan distributor berbagai alat-alat berat merek Komatsu yang berada di Indonesia. Pada waktu itu, Lo Kheng Hong membeli suatu saham UNTR dengan seluruh modal yang dimilikinya. Yang mana pada saat itu, harga saham UNTR ini seharga Rp 250 per sahamnya. Lo Kheng Hong akhirnya membeli sebanyak 6 juta lembar saham UNTR ini. Jika di total, maka uang yang telah dihabiskan oleh Lo Kheng Hong untuk membeli saham UNTR tersebut adalah sebesar Rp 1,5 miliar. Selang sekitar enam hingga delapan tahun, akhirnya ia menjual sahamnya dengan kisaran harga Rp 15.000. Sehingga, ia telah memperoleh uang sejumlah Rp 90 miliar dari hasil penjualan saham tersebut sehingga ia dapat menikmati keuntungan hingga 5.900%. Setelah UNTR ini, Lo Kheng Hong akhirnya kembali meraup keuntungan yang luar biasa dalam saham bernama MBAI, yang merupakan suatu perusahaan ternak ayam terbesar kedua yang berada di Indonesia. Pada tahun 2005 lalu, LKH telah membeli saham MBAI yang pada saat itu memiliki harga sebesar Rp 250 per sahamnya. Ia akhirnya membeli sebanyak 6,2 juta saham atau memiliki total harga sebesar Rp 1,55 miliar. Sekitar enam tahun berlalu, yang tepatnya pada tahun 2011, ia akhirnya menjual saham itu dengan rata-rata harga sebesar Rp 31.500. Dari hasil penjualan itulah, ia dapat meraup keuntungan rupiah sebesar 195,8 miliar. Hal ini artinya ia telah menikmati keuntungan sebesar 12.500%.

Saham yang Dimiliki Lo Kheng Hong

Saat ini Lo Kheng Hong telah memiliki saham lima emiten yang setara atau di atas 5% yaitu di PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN), emiten multifinance dari Grup Panin, dan juga saham pabrik ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), serta saham emiten media Grup MNC PT Global Mediacom Tbk (BMTR). LKH ini juga telah memegang saham emiten logistik juga pelayaran PT  Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), dan juga sebuah emiten tambang PT Petrosea Tbk (PTRO), yang mana keduanya masuk Grup Indika Energy. Lo Kheng Hong akhirnya menjual semua saham kepemilikannya yang sebanyak 107.012.600 saham atau sebesar 6,115% pada emiten logistik jasa perkapalan, yaitu PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS), yang menyusul penjualan saham yang dilakukan pada Grup Indika. Dengan penjualan inilah, LKH akan berfokus untuk membeli berbagai saham-saham pada sektor lainnya yang juga punya prospek lebih menarik, mulai dari saham perbankan, saham perkebunan kelapa sawit (crude palm oil/CPO), hingga saham tambang batu bara dan bubur kertas. Analis untuk PT Indo Premier Sekuritas, terdapat tiga saham yang menarik dari kepemilikan LKH ini, yaitu GJTL, BMTR juga MBSS. GJTL ini akan sangat berdampak pada industri otomotif yang akhir ini mulai bangkit, jika penjualan otomotif naik, maka otomatis GJTL juga akan positif. Kemudian dengan BMTR yang bergerak di bidang media ini juga akan mulai membaik yang pada khususnya di televisi dikarenakan pembelanjaan iklan yang telah naik, sehingga sejalan dengan pemulihan ekonomi. Sementara pada MBSS di bidang pelayaran juga nantinya akan selaras dengan proses pemulihan ekonomi tersebut. Jika ekonomi bisa naik 4%, maka tentunya akan positif ke perusahaan sektor pelayaran. Untuk saham-saham pada perbankan, Lo Kheng Hong ini telah tercatat memiliki saham finansial yaitu PT Clipan Finance Tbk (CFIN) yang merupakan suatu induk dari PNBN atau Bank Panin. Tercatat per tanggal 31 Juli 2021, LKH telah memegang 205 juta saham pada CFIN atau setara dengan 5,16%. Telah tercatat beberapa saham perbankan raksasa BUKU IV, yaitu Bank dengan modal intinya di atas Rp 30 triliun, yang juga nantinya akan diperdagangkan dengan valuasi murah yag seharga di bawah dari nilai bukunya dan menjadi salah satu kriteria utama saham-saham pilihan dari Lo Kheng Hong. PNBN dengan PBV ini sebesar 0,42 kali, PT Bank Danamon Tbk (BDMN) dengan PBV sebesar 0,51 kali, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dengan PBV sebesar 0,6 kali. Selanjutnya duo komoditas minyak sawit dan juga batu bara ini masih akan menjadi incaran oleh LKH. Prospek dari komoditas untuk beberapa periode ke depannya memang masih cerah dikarenakan adanya sentimen dari commodity supercycle. Hal ini dikarenakan pasca dari munculnya krisis jumlah permintaan terhadap suatu komoditas yang melesat karena ekspansi yang telah mulai berjalan kembali sehingga tak dapat diimbangi oleh suatu penawaran yang macet akibat dari produksi yang sempat terhenti dikarenakan pandemi sehingga harga komoditas menjadi terbang. Untuk saham CPO sendiri, sebelumnya Lo Kheng Hong telah memiliki emiten minyak sawit pada PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) yang saat ini telah memiliki PBV 0,66 kali. Sebelumnya memang telah beredar di kalangan para pelaku pasar saham bahwa LKH ini merupakan salah satu pemegang saham dari TBLA, namun jumlahnya ada di bawah 5% sehingga tidak tercatat di keterbukaan informasi. Tercatat para pemegang saham TBLA per 31 Juli 2021 adalah dari PT Sungai Budi sebagai pengendali yang telah merangkul sebesar 28,08%, lalu terdapat PT Budi Delta Swakarya yang juga merupakan perusahaan pengendali dengan kepemilikan sebesar 27,18%, sedangkan sisanya telah dimiliki oleh para investor publik sebesar 43,52%. Perseroan lain juga memiliki saham treasuri sebanyak 1,22%. Sementara pada sektor batu bara, telah tercatat LKH ini telah memiliki salah satu anak usaha INDY yaitu PT Petrosea Tbk (PTRO) yang mana per 31 Juli 2021 lalu, Lo Kheng Hong ini telah menguasai sebesar 151 juta saham PTRO atau setara dengan sebanyak 15,013%. Terakhir, pada sektor pulp and paper ini tidak ada banyaknya muncul kabar yang baik hingga tahun depan dikarenakan sentimen penggerak yang cenderung minim. Bahkan telah banyak yang memang sudah menyebutkan bahwa industri ini merupakan industri yang telah menjadi sunset industry, dimana penggunaan suatu kertas telah mulai dikurangi bahkan ditinggalkan terutama pada kertas yang digunakan untuk membuat suatu buku dikarenakan telah mulai terjadinya digitalisasi. Meskipun demikian, penggunaan kertas yang lain seperti untuk packaging ataupun dus membuat trennya kembali meningkat seiring dengan kasus pandemi Covid-19 yang menyebabkan e-commerce ini semakin marak digunakan. Beberapa raksasa pada industri ini termasuk PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) yang telah memiliki PBV 0,57 kali dan juga PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dengan PBV sebanyak 0,89 kali. Bahkan LKH sudah tidak asing lagi terhadap saham INKP ini, yang mana pada tahun 2017 silam Lo Kheng Hong juga pernah memborong saham ini yang menjadikannya meraup untung yang lumayan besarnya. Sebelumnya Lo Kheng Hong merupakan salah satu dari para pemegang saham Mitrabahtera Segara Sejati dengan persentase yang terbesar bersama perusahaan PT Indika Energy Tbk (INDY), yaitu holding bisnis Grup Indika.

Cara Lo Kheng Hong Memilih Saham

Terdapat cara yang biasa dilakukan oleh Lo Kheng Hong ketika memilih suatu saham yang hendak ia jadikan sebuah investasi. Cara tersebut adalah:

Tidak Ada Kata Terlambat untuk Berinvestasi

Kalian tidak boleh memikirkan usia ketika kalian ingin memulai segala sesuatu, termasuk juga dengan berinvestasi. Ketika ingin melakukan sesuatu yang baru, kalian tidak mengerjakan sesuatu tersebut secara terlambat. Karena tidak ada hal yang terlambat untuk mempelajari hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Pilih Perusahaan dengan ROE Tinggi

ROE (Return of Equity) ini merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur sebuah return yang diperoleh pada suatu perusahaan dari total equitas yang telah digunakan. Semakin tinggi nilai ROE-nya, maka kinerja dari suatu perusahaan tersebut bisa dikatakan semakin bagus dikarenakan nilai profitabilitasnya yang tinggi.

Perhatikan Tata Kelola Perusahaan

Hal yang harus diperhatikan selanjutnya ini adalah suatu tata kelola dari perusahaan itu sendiri. Baik buruk dari sebuah tatanan kelola perusahaan nantinya akan terlihat dari laporan keuangan tersebut dan juga harga saham perusahaan itu sendiri. Jika laporan dari keuangan baik dan harga sahamnya sangat tinggi, maka bisa dipastikan bahwa perusahaan tersebut ini pasti telah memiliki suatu tata kelola yang baik. Begitu juga sebaliknya. Selain itu, sebuah tata kelola dari perusahaan itu juga akan sangat menentukan kinerja dari perusahaan di masa yang mendatang. Ditambah lagi di dalam dunia investasi, dimana terdapat naik turun harga saham yang tidak dapat diprediksi.

Membandingkan dengan Perusahaan Kompetitor

Nilai pasar suatu saham dan juga jumlah keuntungan yang akan diperoleh oleh seorang investor tersebut bisa dilihat dari PBV atau prive per book value dan juga PER atau price earning ratio. Kedua elemen tersebut dapat kalian jadikan sebagai sebuah alat ukur harga pada saham perusahaan, apakah saham tersebut akan mengalami overvalued ataupun undervalued. Jika untuk investasi jangka panjang, maka kalian bisa memilih perusahaan yang undervalued. Tapi perlu diingat juga bahwa keputusan ini tetap membutuhkan analisis lanjutan untuk dapat memastikan bahwa harga itu akan naik nantinya.

Kondisi Finansial Harus Mendukung

Dengan modal Rp100.000 saja, sebenarnya kalian juga sudah bisa melakukan investasi dengan membeli satu atau dua lot saham. Namun, pastinya keuntungan yang akan didapat nantinya akan sangat kecil, juga bahkan untuk membeli lot saham lagi pun belum bisa. Maka dari itu, LKH ini akan sangat menyarankan kepada para investor untuk mempunyai suatu kondisi finansial yang mendukung. Setidaknya uang tersebut bukan dengan memakai uang orang lain atau pinjaman, apalagi memakai uang untuk kebutuhan sehari-hari.

Disiplin, Sabar, dan Fokus

Instrumen maupun produk dari investasi saat ini mempunyai jenis yang sangat beragam, mulai dari saham, komoditas, obligasi, juga terdapat reksadana, deposito, emas, maupun valuta asing, hingga P2P Lending. Kalian bisa memilih instrumen apa saja asalkan pada setiap investasinya, kalian bisa secara disiplin, sabar, dan juga fokus untuk menjalankan investasi tersebut.

Kekayaan Lo Kheng Hong

Bagi kalian yang ingin mengetahui seberapa banyak dari kekayaan Lo Kheng Hong, maka kalian bisa mencari tahu seberapa banyaknya kekayaan tersebut melalui penjelasan saham milik LKH di bawah ini.

Saham PT Indika Energy Tbk (INDY)

Lo Kheng Hong membeli saham ini saat harga batu bara anjlok pada tahun 2016. pada saat itu, saham INDY ini diperdagangkan pada harga terendah yaitu Rp 106 per lembarnya. Sehingga LKH telah menjadi pemegang saham terbesar ke-4 di Indika. Saham INDY ini didekap selama 2 tahun. Pada awal tahun 2018, harga dari batu bara ini naik dari 50 dolar per ton menjadi 100 dolar per ton-nya. Setelah itu, harga saham INDY pun langsung terbang menjadi Rp 4.550 per lembar atau menjadi harga tertinggi. Lalu, Lo Kheng Hong sendiri menjual saham tersebut dan mendapat untung 4.000% hanya dalam jangka waktu 2 tahun. 2. Saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) Lo Kheng Hong membeli saham ini pada tahun 2017 saat harga saham INKP ini sebesar Rp 1.000 per lembar, yang kemudian naik menjadi sebesar Rp 20 ribu per lembar dan telah dijual. Dalam kurun waktu 1,5 tahun, saham tersebut mendapatkan untung sebesar 1.900%. 3. Saham PT United Tractor Tbk (UNTR) Pada tahun 1998, Lo Kheng Hong membeli saham UNTR seharga Rp 250 per lembarnya, yang menjadikan LKH menyimpan atau dibiarkan ‘tidur’ selama kurun waktu 6 tahun. Lalu ia menjualnya pada harga Rp 15 ribu per lembarnya. Sehingga ia telah mendapatkan keuntungan sebesar 5.900%. Setelah mengetahui siapa itu Lo Kheng Hong dan juga saham-saham yang ia punya, serta bagaimana cara mendapatkan keuntungan sebesar yang Lo Kheng Hong miliki ini, kalian juga bisa mencari informasi lainnya mengenai biografi maupun ajaran apa saja yang telah Lo Kheng Hong ajari sebagai seorang investor ini. Demikian artikel juga informasi dari GICTrade mengenai "Lo Kheng Hong, Investor Layaknya Warren Buffet Indonesia". Jika ingin mencari informasi lainnya, kalian juga bisa mencari info lainnya tentang scam, tokoh keuangan, maupun hal perekonomian lainnya, seperti Robert Kiyosaki: Profil, Biodata, dan Biografi hanya pada Jurnal GIC. Kalian juga bisa lebih mendalami berbagai macam ilmu trading forex pada GICTrade, melalui ebook scalping mapun NFP live trading.