Bagi Anda yang berkecimpung di dunia trading saham, kripto, atau komoditas lainnya pasti sudah tidak asing dengan istilah candlestick. Umumnya candlestick digunakan untuk memprediksi harga saham atau komoditi pada hari tersebut. Namun bagi para pemula dalam dunia trading mungkin bertanya-tanya bagaimana sejarah candlestick serta komponen apa saja yang terdapat dalam grafik? Dalam dunia perdagangan saham dan komoditi, candlestick biasanya digunakan untuk mempelajari trend dan prediksi harga. Lalu, apa bedanya candlestick dan jenis bar lainnya dalam transaksi perdagangan komoditi? Yuk simak artikel berikut ini agar kamu lebih memahami mengenai candlestick dan fungsinya dalam perdagangan komoditi sehari-hari.
Perkecil Loss Maksimalkan Profit, Pakai Akun Berikut!

Sejarah Awal Munculnya Trading Forex di Indonesia & Dunia

Apa Itu Candlestick?

sejarah candlestick Seperti layaknya grafik yang digunakan dalam memprediksi harga saham harian, candlestick menunjukkan harga pembukaan,harga tertinggi, harga terendah, dan harga penutupan komoditi saham. Grafik ini diberikan nama candlestick karena bentuknya yang seperti deretan lilin berbaris. Terdapat dua bagian dari grafik candlestick yang perlu kamu ketahui maknanya. Bagian pertama disebut dengan bagian ekor (shadow) dan bagian selanjutnya adalah badan (body). Badan candlestick menggambarkan harga rata-rata perdagangan saham pada hari tersebut. Sedangkan shadow menunjukkan harga tertinggi dan terendah perdagangan pada hari itu. Ketika bagian ekor muncul di atas bagian badan maka disebut upper shadow. Saat ekor muncul di bagian bawah badan maka disebut dengan lower shadow. Warna yang terdapat pada bagian badan grafik candlestick memiliki arti dalam perdagangan sehari-hari. Badan grafik yang terisi dengan warna hitam maka berarti harga penutupan lebih rendah dari harga pembukaan. Sedangkan jika badan tidak terisi, maka harga penutupan lebih tinggi dari harga terendah.

Komoditi: Cara Kerja, Jenis, dan Sistem Perdagangannya

Sejarah Candlestick

Setelah mengetahui komponen yang terdapat pada grafik candlestick, kini saatnya mempelajari lebih lanjut mengenai sejarah terciptanya candlestick. Pertama kali diciptakan oleh pedagang beras berkebangsaan Jepang bernama Homma Munehisa pada tahun 1700. Saat itu, Homma menggunakan candlestick untuk memprediksi harga komoditas beras pada periode tertentu. Sedangkan tokoh yang berpengaruh dalam menyebarkan candlestick dalam dunia barat adalah Steven Nison. Walaupun terlahir dari keluarga kaya, tidak membuat Homma Munehisa malas dalam mengelola asset keluarga. Sebagai anak termuda dengan kemampuan perdagangan yang baik, ia dipercaya untuk mengelola bisnis keluarganya pada usia 26 tahun. Sejak saat itu berbekal ilmu yang ia miliki, Homma mulai mengumpulkan berbagai laporan cuaca tahunan dan menganalisa transaksi perdagangan demi mempelajari psikologis para investor. Berkat kepiawannya dalam memahami pergerakan pasar, maka ia dikenal sebagai ”God of the Market”. Penelitian dan temuan yang dilakukan oleh Homma hingga saat ini menjadi pedoman masyarakat Jepang dalam berinvestasi. Temuan tersebut dikenal dengan nama “Sakata Rules”.

Candlestick Pattern: Penjelasan Lengkap, Single, Dual, hingga Triple

Candlestick vs Grafik Bar

Seperti layaknya candlestick, grafik bar banyak digunakan oleh investor untuk memahami pergerakan harga pasar. Namun, karena visualisasinya yang lebih menarik dan memudahkan investor dalam mengamati harga komoditi, maka banyak investor yang memilih menggunakan candlestick. Dari sudut padang psikologis, menggunakan candlestick dapat membantu para trader untuk melihat seberapa serius tekanan yang terjadi pada pergerakan harga komoditas yang dilakukan oleh penjual dan pembeli. Pada akhir masa periode tertentu, investor juga dapat mengetahui pergerakan adu kekuatan yang terlihat pada panjang shadow dan body grafik candlestick.

Macam Pola Candlestick pada Forex dan Cara Membacanya

Pola Dasar Candlestick

Grafik candlestick terbentuk berdasarkan pergerakan harga naik dan turun komoditas di pasar. Walaupun terkadang pola yang terbentuk dari harga cenderung acak, namun hal tersebut dapat digunakan oleh investor untuk menganalisa dan melakukan perdagangan komoditi. Terdapat dua pola dasar dalam candlestick yaitu bullish dan bearish. Bullish mengindikasikan bahwa harga diperkirakan akan naik, sedangkan bearish menunjukkan kemungkinan harga suatu komoditi akan turun. Walaupun begitu, pola ini tidak bisa dijadikan jaminan dalam melakukan transaksi perdagangan harian. Sebab pola yang terbentuk dari grafik candlestick hanya dapat dilihat sebagai kecenderungan pergerakan harga pada hari itu. Baca juga artikel tentang Pola Candlestick Lengkap

Support dan Resistance: Cara Menentukan, Strategi, dan Contohnya

2 Kali Lebih Cepat Dapatkan Uang Puluhan Juta dalam Waktu Singkat!

Kesimpulan

Memahami sejarah candlestick merupakan bagian awal bagi investor pemula sebelum melakukan transaksi di pasar komoditi. Dengan pembekalan ilmu yang cukup mengenai jenis grafik ini, investor dapat memprediksi trend harga demi menghindari resiko yang mungkin terjadi dalam kegiatan investasi. Analisa yang tepat pada perdagangan harian dapat membuat Anda meraih lebih banyak keuntungan serta meminimalisir resiko dari aktivitas investasi yang Anda lakukan. Sebagai platform yang memberikan kemudahan transaksi bagi investor, GIC memiliki fasilitas trading assistant yang dapat membantu Anda dalam bertransaksi. Trading assistant dapat diperoleh secara gratis dengan minimal deposit senilai Rp. 3 juta. Dapatkan berbagai keuntungan menarik seperti prediksi arah, trend time frame, serta menentukan kapan entry dan exit. Selain itu, masih banyak lagi berbagai keuntungan yang Anda dapatkan dengan melakukan transaksi bersama GIC. Yuk, rasakan kemudahan dan raih keuntungan bersama GIC. Tunggu apalagi. Gunakan akun ECN untuk bisa bertrading dengan spread rendah mulai dari nol! Jangan lupa ikuti GIC Gebyar Hadiah untuk dapatkan berbagai macam hadiah dengan total 1 Miliar Rupiah tanpa diundi! reg