Banyak istilah pada pasar modal yang biasa ditemui oleh para trader ketika mempelajari cara melakukan trading. Terutama untuk istilah bearish maupun bullish. Kedua istilah tersebut menjadi patokan utama ketika harus membaca keadaan pasar modal yang saat ini sedang terjadi. Untuk itu, kali ini kita akan membahas salah satu dari kedua istilah tersebut yaitu Bearish.

Bearish merupakan kondisi yang menggambarkan melemahnya pasar saham pada saat itu. Bisa dibilang, jika pasar saham sedang merosot sebanyak 20 persen, maka saat itulah terjadi peristiwa bearish ini. Untuk lebih lengkapnya mengenai bearish, kalian bisa memahaminya melalui artikel di bawah ini.

Yang pastinya, sebelum kalian berlanjut untuk membaca penjelasan artikel di bawah, ada baiknya kalian untuk mendaftarkan diri kalian pada GIC Affiliate dengan menjadi IB untuk bisa mendapatkan berbagai macam bonus serta extra uang yang bisa kalian gunakan untuk melakukan trading juga pada GIC.



Apa Arti Bearish?

Bearish merupakan suatu kondisi pada saat pasar saham tersebut sedang mengalami sebuah tren yang turun atau melemah pada saat itu. Penurunan pada pasar saham ini bisa dipengaruhi oleh suatu pertumbuhan ekonomi yang melambat atau bahkan turun dari tahun yang sebelumnya. Seperti tingkat pengangguran yang terus bertambah, defisit pada neraca perdagangan, maupun laba perusahaan yang bertumbuh menjadi negatif, maupun faktor lainnya.

Tanda dari terjadinya bearish ini merupakan turunnya suatu indeks harga saham dengan secara menyeluruh. Para investor juga biasanya sering menggunakan istilah tersebut sebagai prediksi maupun anggapan bahwa harga saham nantinya akan bergerak turun. Sehingga jika kondisi tersebut akan terus berlanjut, maka para investor pastinya akan mempertimbangkan mengenai opsi untuk menjual saham sehingga mereka bisa terhindar dari kerugian trading tersebut.

Biasanya, kondisi yang mana awalnya hanya merupakan sebuah prediksi namun bisa berubah dengan menjadi kenyataan. Hal ini dipengaruhi oleh reaksi yang berlebihan dari para investor yaitu dengan cara mulai ikut-ikutan untuk menjual saham yang mereka miliki. Akibatnya akan terjadi kepanikan yang menyebabkan sebuah aksi jual saham yang semakin menular pada investor lainnya.

Untuk langkah agar kalian tidak terjebak pada kondisi bearish ini yaitu dengan cara kalian harus tahu arah sinyalnya. Satu-satunya cara yang bisa kalian lakukan adalah dengan menganalisis pasar yang saat itu terjadi, baik dengan analisis teknikal maupun fundamental.

Sehingga cara ini bisa membantu para investor untuk mengevaluasi aset maupun proyeksi mereka pada masa depan. Setelah mempelajari apa itu bearish sendiri, kalian bisa melakukan isi survey Trader Assessment untuk para trader agar bisa berkonsultasi bersama GIC mengenai trading itu sendiri.


Sinyal Bearish

Secara sederhana bisa kalian pahami bahwa bearish merupakan sinyal ataupun tanda yang akan menunjukkan suatu trend pergerakan harga yang sedang menurun pada saat itu. Konsep bearish maupun bullish ini sebetulnya tidak hanya diaplikasikan pada dunia trading ataupun perdagangan forex saja, namun juga pada instrumen trading serta investasi berinstrumen apapun.

Pada hakikatnya, setiap benda yang sedang diperjualbelikan pasti akan ada kalanya untuk memiliki harga yang sedang naik dari harga sebelumnya maupun terdapat pula kalanya untuk memiliki suatu harga yang menurun dari harga sebelumnya. Untuk memanfaatkan sinyal bearish dan juga sinyal bullish ini pun sebenarnya amat sangat mudah.

Akan tetapi pada penerapannya tentu tidak semudah yang terlihat, dikarenakan akibat dari pergerakan pasar yang biasanya sangat sulit untuk diprediksi. Maka tidak jarang jika tiba-tiba sinyal bullish sedang muncul dan menandakan tren positif yang mengakibatkan para pemilik modal tersebut akan ramai-ramai untuk membuka posisi beli, dan bisa saja tiba-tiba trend akan berbalik arah dengan menampakkan sinyal bearish.

Divergence Bearish

Bearish divergence ini pada dasarnya merupakan kebalikan dari bullish divergence itu sendiri. Bearish divergence akan menandakan suatu potensi tren yang sedang menurun pada saat harga sedang naik ke puncak tertinggi yang terbaru sedangkan untuk oscillatornya akan menolak untuk bisa mencapai puncak yang baru tersebut.

Kondisi bearish divergence ini akan terjadi pada saat grafik harga pada saat itu akan mencapai suatu posisi higher high sedangkan untuk indikatornya berada pada posisi lower high. Biasanya, untuk grafik ini akan menunjukkan tren yang akan mulai berbalik, yang mana dari awalnya sedang naik hingga menjadi tren yang sedang turun.

Flag Bearish

Secara umumnya, Bearish flag pattern ini akan didahului dengan sebuah pergerakan harga yang sedang turun dengan membentuk lower low (LL) dan seolah-olah akan menjadi tiang. Yang kemudian akan disusul dengan suatu technical rebound (harga naik sedikit) yang akan seolah-olah menyerupai sebuah bendera.

Bearish flag ini merupakan pola teknis yang akan memberikan sebuah perpanjangan atau kelanjutan pada sebuah trend downward yang ada pada grafik tersebut.

Formasi bearish flag ini bisa digarisbawahi mulai dari gerakan awal yang kuat menuju ke bawah, dengan diikuti oleh saluran konsolidasi pada arah upward di grafik yang ada. Pergerakan ke bawah yang kuat itulah yang dikenal sebagai ‘tiang bendera’ sementara untuk konsolidasinya sendiri akan merujuk pada ‘bendera’ itu sendiri.

Pennant Bearish

Pola Pennant bearish merupakan pola lanjutan yang akan terjadi pada tren penurunan harga. Pola ini bisa terjadi pada saat harga sedang menunjukkan posisi Downtrend yang kuat dan disusul dengan terjadinya koreksi yang ditandai dengan suatu pola-pola candlestick kecil dan juga cenderung menyempit.

Selanjutnya, formasi harga ini nantinya akan membentuk suatu pola segitiga yang akan menunjukkan adanya suatu konsolidasi.

Secara sederhananya, bisa digambarkan bahwa pola pennant bearish ini mulai terbentuk pada saat tiang bendera (flagpole) sedang menunjukkan suatu penurunan harga yang sangat kuat ataupun tajam yang diikuti dengan jeda dan kemudian akan membentuk sebuah Pennant (segitiga).

Keadaan ini akan terjadi pada saat sebagian seller sedang melakukan aksi profit-taking (ambil untung). Yang mana laju penurunannya kemudian akan berlanjut setelah adanya penembusan dari seller baru yang sedang masuk pada pasar, hal inilah yang akan membuat harga tersebut terdorong kuat dengan meneruskan Downtrend.

Pola ini akan terjadi pada saat harga bergerak ke arah downtrend dengan sangat kuat, yang kemudian terjadilah sebuah koreksi yang akan ditandai dengan formasi pin bar reversal ataupun doji yang akan disusul oleh pola segitiga dengan menunjukkan konsolidasi, namun karena sentimen bearish bisa saja masih kuat, maka harga tersebut akan meneruskan downtrend dengan cara menembus garis support segitiga atau pada bagian bawah.

Keadaan ini bisa saja terjadi akibat dari sebagian seller yang telah melakukan aksi ambil untung (profit taking) sementara untuk para seller baru akan menyusul masuk pasar yang mengakibatkan harga menjadi terdorong dengan kuat dan meneruskan downtrend.

Sebelum berlanjut pada pembahasan selanjutnya mengenai candlestick pattern, ada baiknya juga bagi kalian untuk mengisi survey kepuasan pengguna mengenai GIC itu sendiri dengan tujuan untuk bisa lebih memaksimalkan keuntungan yang ada.

Candlestick Pattern

Candlestick merupakan sebuah metode diagram kuno yang berasal dari negeri sakura dengan tingkat akurasinya yang tidak perlu untuk diragukan lagi. Teknik charting ini bahkan sudah digunakan sejak lama, dan bahkan semakin populer di antara kalangan para trader saat ini. Jika kalian perhatikan, candlestick ini akan merefleksikan dampak dari sentimen investor terhadap harga sekuritas yang ada.

Biasanya, analis seperti ini memang dilakukan untuk bisa menentukan dimana waktu yang tepat untuk bisa masuk maupun keluar pada saat trading. Metode ini bisa dibilang merupakan suatu strategi yang cerdas untuk bisa memperdagangkan beberapa asas finansial, seperti saham, cryptocurrency, maupun valuta asing.

Namun perlu kalian ingat bahwa penggunaan candlestick ini memang bisa tergolong ke dalam kategori metode analisa direksional. Artinya, analisis ini akan mengandalkan sebuah intuisi yang subjektif dari trader tersebut untuk bisa memahami berbagai pola yang ada.

Pola-pola yang ada pada chart tersebut nantinya akan dieksekusi dengan melalui kegiatan trading yang aktual. Metode tersebut nantinya akan menghasilkan sebuah profit yang konsisten jika bisa dibarengi dengan suatu pengalaman dan juga jam terbang yang tinggi.

Candlestick ini juga memiliki berbagai macam jenis pola dengan beberapa diantaranya memang akan sangat menguntungkan jika digunakan.

Pola-pola yang menguntungkan tersebut pada umumnya akan mengikuti sistematika dari sebuah analisis teknikal. Candlestick mengenai dua tingkat siaga yang perlu kalian pahami, yaitu “sinyal” dan “konfirmasi”. Salah satu singkatan dari siaga tersebut nantinya akan menunjukkan sebuah pergerakan naik ataupun turun.

Namun para trader tidak harus langsung bersiap-siap dengan cara memasang posisi terlebih dahulu untuk sebuah “sinyal”. Sedangkan untuk “konfirmasi” sendiri, artinya para trader bisa memasang posisi yang sesuai dengan arah dari pergerakan pola yang ditampilkan.

Baca juga :

Ketahui Reversal Pattern dalam Trading Beserta Pola Candlesticknya!

Candlestick Pattern: Penjelasan Lengkap, Single, Dual, hingga Triple


Engulfing Bearish

Pola bearish engulfing ini akan menghasilkan sinyal yang terkuat pada saat muncul di akhir tren yang akan naik. Pola tersebut telah dibuat dengan cara menafsirkan data dari dua candle yang telah selesai. Untuk candlestick pertama nantinya akan menggambarkan sebuah akhir dari kekuatan tren yang telah ditetapkan tersebut.

Perlu kalian catat juga bahwa untuk ukuran candle primer/ bullish ini dapat bervariasi, namun yang terpenting merupakan tubuh candle ini akan sepenuhnya 'ditelan' oleh candle berikutnya.

Doji dan juga candle bullish kecil lainnya akan memberikan sinyal terkuat dikarenakan bisa mencerminkan suatu keraguan pasar pada tren saat ini. Untuk candlestick yang kedua dalam pola merupakan sinyal pembalikan. Candlestick tersebut akan terdiri dari candlestick merah yang panjang dan akan menciptakan momentum harga turun yang baru nantinya.

Candlestick bearish ini harus kalian buka pada saat di atas penutupan candlestick yang sebelumnya dan harus ditutup jauh di bawah pada level bawah candlestick yang sebelumnya.

Pergerakan ke bawah yang kuat tersebut akan mencerminkan seorang penjual yang menyalip kekuatan beli dan juga sering kali untuk mendahului penurunan harga yang sedang berkelanjutan. Semakin jauh candle sekunder/ bearish ini akan turun, maka semakin kuat juga sinyalnya.

Harami Bearish

Pola Bearish Harami merupakan pola pembalikan yang akan muncul pada bagian atas tren yang sedang naik. Pola ini akan terdiri dari sebuah candle bullish yang memiliki tubuh besar, dan diikuti oleh sebuah candle bearish yang memiliki tubuh kecil yang tertutup di dalam tubuh candle yang sebelumnya tersebut.

Sebagai tanda sebuah momentum yang telah berubah, candle bearish ini akan memiliki celah kecil ke bawah dengan keadaan dibuka pada dekat kisaran tengah candle yang sebelumnya.

Kebalikan dari Bearish Harami itu sendiri adalah Bullish Harami yang bisa ditemukan pada bagian bawah tren turun. Ukuran lilin yang kedua akan menentukan potensi pola itu sendiri, semakin kecil ukuran lilin tersebut, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan untuk terjadinya suatu pembalikan.

Pattern-pattern tersebut bisa kalian pahami secara langsung dengan melakukan trading. Jika kalian ingin melakukan test mengenai seberapa jauh pengetahuan diri kalian dalam melakukan trading, maka kalian bisa melakukan Preliminary Test untuk mengukur bakat kalian dalam bertrading.

Perbedaan Bearish dengan Bullish

Kondisi bearish merupakan kondisi melemahnya atau menurunnya sebuah harga saham dengan secara keseluruhan. Maka, bearish merupakan kebalikan dari kondisi pasar saham yang sedang menguat. Kondisi pasar yang bearish ini akan ditandai dengan keadaan turunnya sebuah indeks harga saham dengan secara keseluruhan.

Istilah bearish ini juga dipakai oleh para investor yang akan memprediksi maupun mempercayai bahwa harga saham akan bergerak turun. Pasar saham yang bearish ini juga ditandai dengan suatu kondisi pasar yang akan menunjukkan tren menurun atau downtrend.

Investor ataupun trader yang melihat tanda-tanda downtrend tersebut akan cenderung percaya mengenai hal-hal negatif yang bisa saja terjadi pada pasar.

Mereka pun pada akhirnya yang percaya mengenai hal-hal negatif tersebut akan terus berlanjut dengan menjual saham-saham yang selama ini telah mereka pegang agar bisa terhindar dari kerugian.

Hal-hal yang sebenarnya bisa saja hanya sekedar prediksi tersebut bisa menjadi kenyataan akibat dari reaksi yang berlebihan dari para investor ataupun trader yang telah menjual saham-saham miliknya. Efeknya pun bahkan bisa menimbulkan kepanikan untuk investor yang lain sampai terjadinya aksi ikut-ikutan untuk menjual saham.

Sedangkan untuk bullish merupakan kondisi dimana sedang menguatnya atau sedang terjadi kenaikan harga saham dengan secara keseluruhan. Istilah bullish tersebut juga dikenal sebagai bull market.

Istilah bullish itu sendiri juga akan dipakai sebagai hasil dari prediksi mengenai kenaikan harga saham ataupun kepercayaan para investor mengenai kondisi pasar saham yang akan menunjukkan sebuah tren yang sedang naik (uptrend).

Pasar saham yang sedang berada dalam kondisi bullish tersebut, pada umumnya telah dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang sedang baik. Maka bisa saja pasar yang bullish tersebut akan menandakan jika pasar saham tersebut baru saja terlepas dari sebuah kemerosotan.

Penawaran dan juga permintaan (supply & demand) terhadap saham juga akan ikut berperan dalam menentukan suatu kondisi pasar saham yang digolongkan bullish.

Permintaan (demand) yang bernilai tinggi akan berpotensi untuk mendorong kenaikan suatu harga saham alias bullish itu sendiri. Jadi, untuk perbedaan dari bullish dan juga bearish tersebut adalah posisi dari harga saham yang secara keseluruhan atau bisa melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Kondisi bullish tersebut berarti dengan harga saham yang menghijau alias naik, sedangkan untuk “beruang” maka kondisi harga saham memerah alias turun.

Sebelum berlanjut pada contoh dari kasus bearish dan bullish, kalian bisa mengajak teman maupun orang terdekat kalian untuk ikut bergabung dalam melakukan trading dengan GIC dan dapatkan pendapatan tambahan dari program tersebut.

Contoh Bullish dan Bearish

Untuk contoh dari bullish market secara sederhana bisa ditunjukkan melalui grafik atau chart harga saham di bawah ini.

 
bearish
 

Dari gambar tersebut, kalian bisa melihat bullish market yang terjadi ketika harga akan selalu membuat higher high dan juga bisa konsisten dengan berada di atas Moving Average 20 dengan selama waktu yang cukup panjang.
 
Untuk contoh dari bearish market sendiri secara sederhananya bisa kalian lihat melalui grafik atau chart harga saham di bawah ini.

 
contoh bearish market
 

Dari gambar tersebut, kalian bisa melihat bahwa bearish market akan terjadi ketika harga akan selalu membuat lower low dan juga bisa konsisten dengan berada di bawah Moving Average 20 selama jangka waktu yang cukup panjang.

Contoh Bullish lainnya misalnya ketika seorang investor mengalami bullish terhadap mata uang EUR/USD, maka artinya ia sedang meyakini bahwa mata uang Euro tersebut akan terus meningkat terhadap mata uang USD. Maka dalam hal tersebut grafik EUR/USD bisa diprediksi akan bergerak naik.

Sedangkan untuk contoh Bearish lainnya yaitu, ketika suatu aset diprediksi akan mengalami kondisi bearish, maka artinya harga produk tersebut akan merosot. Misalnya ketika seorang investor yang hari ini sedang mengalami bearish terhadap USD/JPY, maka ia akan mempercayai bahwa nilai USD akan terus menurun nilainya terhadap mata uang Yen tersebut.


Pertanyaan Seputar Bearish

Berikut terdapat beberapa pertanyaan yang sering diajukan oleh para trader mengenai bearish yang masuk ke dalam pembahasan kelas lanjutan forex itu sendiri. Kalian bisa memahaminya jika penjelasan di atas masih kurang jelas mengenai bearish itu sendiri. Pertanyaan tersebut adalah:

Apa Itu Bearish pada Crypto?

dalam bearish market, jumlah untuk permintaannya kecil, sehingga hanya sedikit para investor yang akan membeli aset tersebut, dan harga aset pun akan semakin menurun dikarenakan pasokan aset yang sedang melimpah. Bearish juga artinya penurunan harga dan hal ini secara umum akan disebut dalam fase bear maket. Di mana terdapat penurunan sebesar 20% di pasar.

Penurunan 20% tersebut biasanya merupakan sesuatu yang bisa bertahan selama beberapa bulan. Bear market ini akan melahirkan sikap pesimisme para trader yang berkelanjutan dikarenakan akan berlangsung cukup lama dan juga terkadang akan sangat sulit sekali untuk bisa naik kembali.

Namun untuk bear market itu sendiri tidak akan berlangsung secara selamanya, hal ini juga bisa dilihat dari bulan Maret 2020 lalu, di mana harga Bitcoin hanya sebesar $4.000-$5.000, yang kemudian akan perlahan berangsur membaik yang bahkan sudah pernah menyentuh pada harga $42.000.

Bagi para trader yang optimis mengenai kondisi bear market kerap akan dijadikan momentum untuk bisa melakukan pembelian dan juga menabung aset crypto dengan harga yang sangat murah sebelum pada akhirnya mereka akan memperoleh keuntungan di masa depan.

Apa Itu Bullish pada Crypto?

Kunci untuk bisa memprediksi tren bullish itu sendiri bisa dilihat dari penerimaan Bitcoin atau aset crypto yang lain sebagai metode untuk melakukan pembayaran dan juga aset investasi. Semakin bitcoin diterima oleh masyarakat luas, maka semakin cerah pula untuk masa depan crypto.

Hukum yang berlaku dalam tren ini yaitu permintaan dan juga penawaran. Dalam bullish market itu sendiri, jumlah permintaan akan tinggi, sehingga pasokan aset akan semakin berkurang dan juga harga aset pun akan meningkat.

Baik untuk bearish maupun bullish itu sendiri pastinya akan memiliki manfaatnya tersendiri jika kalian bisa memahami keadaan yang sedang terjadi dan mengelolanya menjadi sebuah keuntungan bagi kalian. Maka dari itu, mempelajari setiap contoh kasus yang ada akan membuat kalian lebih mahir dalam melakukan sebuah trading itu sendiri.

Setelah mengetahui mengenai bearish itu sendiri, kalian juga bisa memahami pembahasan lainnya pada Jurnal GIC. Baik untuk jenis dari bearish itu sendiri, sampai pembahasan mengenai trading yang bisa kalian pelajari segala tips dan triknya.

Selain itu, kalian bisa melakukan trading pada GIC dengan cara mengunduh GIC Mobile Apps pada Play Store maupun App Store melalui smartphone kalian.