Hari ini, Komite Kebijakan Moneter Reserve Bank of New Zealand telah memutuskan untuk tetap menjaga Official Cash Rate (OCR) pada tingkat 5,50%. Tingkat suku bunga ini telah berdampak pada aktivitas ekonomi dengan cara yang memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi tekanan inflasi sesuai kebutuhan.


Meskipun terdapat pertumbuhan PDB yang lebih kuat dari yang diperkirakan pada kuartal bulan Juni, pertumbuhan permintaan dalam perekonomian terus menunjukkan penurunan. Dengan kondisi moneter yang masih ketat, perkiraan pertumbuhan belanja ekonomi semakin rendah.


Secara global, pertumbuhan ekonomi masih berada di bawah tren, dan inflasi umum telah mengalami penurunan di sebagian besar mitra dagang kami. Meskipun inflasi inti juga mengalami penurunan, namun pada tingkat yang lebih rendah. Melemahnya permintaan global telah memberikan tekanan terhadap volume dan harga ekspor dari Selandia Baru. Harga impor global juga telah mengalami penurunan.


Meskipun ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan terus melambat dalam perekonomian Selandia Baru, diperlukan periode aktivitas yang lesu dalam jangka waktu yang lebih lama untuk mengurangi tekanan inflasi.


Ada risiko dalam jangka pendek bahwa aktivitas ekonomi dan tingkat inflasi tidak akan melambat sesuai yang diharapkan. Di jangka menengah, perlambatan yang lebih signifikan dalam permintaan ekonomi global, terutama di Tiongkok, dapat memberikan tekanan pada harga komoditas dan pendapatan ekspor Selandia Baru.


Komite ini telah setuju bahwa tingkat Official Cash Rate perlu dipertahankan pada tingkat yang ketat untuk memastikan bahwa inflasi konsumen tahunan kembali berada dalam kisaran target sebesar 1 hingga 3%, serta untuk mendukung penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan sebanyak mungkin.


Komite Kebijakan Moneter telah membahas perkembangan terkini dalam ekonomi Selandia Baru. Mereka setuju bahwa situasi moneter membatasi pengeluaran dan mengurangi tekanan inflasi. Walaupun kendala pasokan di ekonomi terus berkurang, tingkat inflasi masih tinggi. Oleh karena itu, pengeluaran harus terus dijaga agar sesuai dengan kapasitas ekonomi dalam menyediakan barang dan jasa, sehingga inflasi konsumen bisa kembali ke kisaran target yang ditetapkan.


Di tingkat global, aktivitas ekonomi masih di bawah tren. Meskipun pertumbuhan ekonomi global cukup kuat dalam beberapa bulan terakhir, momentum ini mulai melemah. Data terbaru menunjukkan variasi regional yang terus berlanjut, dengan Amerika Serikat mengalami pertumbuhan yang kuat, sementara Eropa dan Tiongkok menghadapi tantangan dengan pertumbuhan yang melambat. Penurunan permintaan global berdampak pada ekspor Selandia Baru, baik dalam hal volume maupun harga. Harga minyak dunia naik, tetapi harga impor lainnya sedikit lebih rendah.


Peringatan!

Analisa ini berdasarkan pandangan dari segi fundamental dan teknikal dari sumber terpercaya, tidak menjadi saran atau ajakan. Selalu ingat bahwa konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Selalu gunakan riset mandiri terlebih dahulu mengenai informasi forex lainnya untuk dijadikan acuan dalam perdagangan Anda.  

 

Dapatkan Berita dan Artikel terupdate dari GIC Indonesia yang lain dapat anda cek di Google News setiap harinya untuk mengetahui update terkini seputar dunia forex hingga crypto. Trading juga di GICTrade menggunakan akun ECN untuk bisa menikmati trading dengan spread rendah mulai dari nol!