Sebagian mata uang Asia naik sedikit pada hari Jumat, akan tetapi ditetapkan untuk mengakhiri minggu ini lebih rendah karena sinyal hawkish dari Bank Sentral dan perekonomian yang melemah telah membuat khawatir resesi dunia pada 2023.  Yen Jepang merupakan salah satu mata uang Asia terbaik untuk hari karena berhasil naik 0,5%. Yen Jepang menguat karena bantuan dari sektor jasa yang mengimbangi perlambatan bidang manufaktur. 

Dapatkan Iphone 14 Pro Max Tanpa Ribet! Hanya Disini! 

Akan tetapi mata uang Yen Jepang diprediksi akan turun 0,5% minggu-minggu ini, akibat dari tekanan yang datang dari Dolar akan lebih kuat.  Greenback yang menguat terhadap sebagian besar mata uang Asia di minggu ini setelah The Fed menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan dan mengisyaratkan bahwa biaya pinjaman kemungkinan akan melonjak lebih tinggi dari perkiraan, dampak dari melawan inflasi.  Perekonomian AS yang melemah dari perkiraan juga merusak sentimen, bahkan ketika AS mencatat angka inflasi yang lebih kecil untuk bulan November. Namun, teknan harga masih cenderung jauh dari kisaran target Fed.  [caption id="attachment_22782" align="aligncenter" width="1024"]

Mata Uang Asia Mata Uang Asia[/caption] Indeks Dolar (DXY) dan berjangka Dolar diperdagangkan, turun sekitar 0,9% pada minggu ini akibat sinyal hawkish dari Bank Sentral Eropa dan Bank Inggris memaksa Euro dan Pound.  Prospek kenaikan suku bunga di ekonomi utama juga menimbulkan kekhawatiran atas potensi resesi, hal ini merusak sentimen terhadap aset beresiko tinggi. Yuan China naik sebesar 01,%, mengambil beberapa dukungan atas pembukaan kembali perekonomian negara tersebut. Dalam waktu dekat, Tiongkok akan menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut para analis, hal tersebut dapat menunda pembukaan kembali dan semakin menganggu aktivitas ekonomi.  

Harga Minyak Mengalami Penurunan Mingguan Karena Lonjakan COVID-19

Mata uang Yuan China diperkirakan akan mengalami penurunan sekitar 0,2% pada minggu ini, mematahkan kenaikan dalam dua minggu berturut-turut. Sejumlah data ekonomi yang melemah menyoroti keretakan perekonomian yang berkembang di negara dengan julukan sebagai negara tirai bambu tersebut akibat pandemi. 

Analisa Teknikal Mata Uang Asia

Dolar Singapura naik ke level 0,3% ditetapkan untuk menutup data yang lebih rendah minggu ini, data menunjukkan bahwa ekspor nonmigas utama negara tersebut menyusut jauh lebih banyak dari yang diharapkan pada bulan November.  Melihat kontrak surplus perdagangan Singapura, menandakan bahwa lebih banyak kelemahan dalam ekonomi negara pulau tersebut.  Baht Thailand diredam pada hari Jumat, mata uang tersebut menjadi mata uang Asia dengan kinerja terburuk minggu ini dengan mengalami penurunan sebesar 1,2% setelah pertemuan bank sentral pada bulan November mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga akan dilakukan secara bertahap dan terukur.  Rupee India juga tampaknya mengalami penurunan 0,5% minggu ini setelah angka inflasi melemah dari perkiraan bulan November yang menunjukkan laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat oleh Reserve bank.

Saham Asia Stabil, Dolar Melemah Akibat Para Trader

Diantara mata uang Antipodean, AUD merosot 1,2% pada minggu ini karena mitra dagang utama, China melemah yang menandakan lebih banyak ketidakpastian bagi perekonomian negara. 

Saham Asia Melemah karena Fed, BoE Memicu Ketidakpastian Sebelum Data CPI AS

Buntut dari CPI AS Minggu Lalu, Euro Hari Ini Naik Lebih Tinggi!

Diatas merupakan informasi harian mengenai mata uang Asia. Update terus informasi terbaru lainnya melalui jurnal GIC yang akan diumumkan setiap harinya. Anda juga tentunya bisa melakukan trading di aplikasi GICTrade dengan fitur terbarunya, akun ECN, nikmati keunggulan fitur terbaru Trading Forex dan Komoditi dengan spread terendah dimulai dari 0 Rupiah saja! 

Cuan Maksimal Dengan Menggunakan Akun Ini!

Saham Asia Terhenti Dikarenakan Harga Dolar Melonjak untuk Pound dan Yen