Harga minyak dunia telah kembali pulih setelah terjadi kemerosotan sebelumnya akibat laporan media yang salah bahwa Uni Emirat Arab akan keluar dari Organisasi OPEC yang terdiri dari negara-negara pengekspor minyak. Namun, setelah Reuters melaporkan bahwa Uni Emirat Arab tidak akan keluar dari OPEC, harga minyak langsung naik kembali.
 
Harga minyak mentah Brent berjangka saat ini mengalami kenaikan sebesar 72 sen atau 0,9% dan mencapai $85,47 per barel nya . Sedangkan untuk harga minyak mentah (crude oil) berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS mengalami kenaikan sebesar $1,04 atau 1,3% dan mencapai $79,20.
 
Uni Emirat Arab yang sebelumnya sedang mempertimbangkan untuk keluar dari OPEC dan memompa lebih banyak minyak, akhirnya memutuskan untuk tetap berada di dalam organisasi tersebut. Seorang sumber yang mengetahui langsung mengatakan kepada Reuters bahwa laporan yang beredar sebelumnya itu "jauh dari kebenaran".
 
Harga minyak saat ini berada di jalur untuk mengalami kenaikan mingguan. Hal ini didukung oleh data ekonomi China yang menunjukkan pertumbuhan yang kuat di sektor jasa serta manufaktur di bulan Februari. Hal ini memberikan harapan bagi pertumbuhan permintaan minyak di masa depan. Impor minyak Rusia melalui laut China juga diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi di bulan ini.
 
Para pengimpor minyak utama dunia semakin ambisius dengan menetapkan target pertumbuhan sebesar 6% pada tahun 2023. Hal ini diungkapkan oleh sumber yang dikutip oleh Reuters.
 
Meskipun terjadi peningkatan stok minyak mentah selama 10 minggu berturut-turut di Amerika Serikat, pasar sepertinya mengabaikannya. Rekor ekspor minyak mentah AS memberikan dukungan lebih banyak pada harga minyak.

Sementara itu, analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan bahwa pasar sepertinya mengabaikan peningkatan stok minyak mentah selama 10 minggu berturut-turut di Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh rekor ekspor minyak mentah AS yang memberikan dukungan lebih banyak pada harga minyak.
 
Analis yang ditinjau oleh Reuters juga memperkirakan bahwa greenback akan mengalami tekanan dalam dua belas bulan ke depan. Hal ini akan membuat harga minyak yang berdenominasi dolar menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
 
Di depan bank sentral, Bank Sentral Eropa terus memberikan sinyal hawkish dengan anggota Dewan Pemerintahan ECB Pierre Wunsch yang mengatakan bahwa suku bunga utama bisa naik setinggi 4% jika inflasi dasar tetap tinggi.
 
Dapatkan Berita dan Artikel terupdate dari GIC Indonesia yang lain dapat cek di Google News.