Harga minyak naik pada hari Jumat tetapi ditetapkan harga tersebut berakhir pada minggu ini dengan harga yang lebih rendah dikarenakan lonjakan kasus COVID di China. Yang mana, hal tersebut mendorong kekhawatiran atas permintaan yang melambat, sementara AS mencatat sedang mengalami peningkatan yang lebih besar daripada perkiraannya dalam hal persediaan minyak mentah.

Harga minyak mentah melonjak secara tak terduga pada hari Kamis lalu meskipun data menunjukkan kenaikan inflasi AS yang mana,kenaikan tersebut menjadi lebih besar dari perkiraan, dikarenakan pasar sedang bertaruh bahwa tekanan harga di negara tersebut telah mencapai puncaknya tahun ini.

Tetapi prospek minyak mentah tetap dibatasi, terutama dengan ancaman penguncian COVID baru di importir utama China, yang dapat sangat menghambat permintaan. Shanghai, ibu kota keuangan negara itu, telah memberlakukan beberapa pembatasan.

Fokus sekarang adalah pada Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Tiongkok pada hari Minggu ini, untuk setiap isyarat tentang langkah-langkah stimulus dan pembaruan pada kebijakan Nol COVID. Kekhawatiran melambatnya permintaan China sangat membebani harga minyak tahun ini.

Minyak Brent Berjangka yang diperdagangkan di London naik 0,1% menjadi $94,79 per barel, sementara Minyak Mentah Berjangka West Texas Intermediate AS naik 0,2% menjadi $89,31 per barel pada pukul 21:56 ET (01:56 GMT). Kedua kontrak ditetapkan untuk kehilangan hampir 4% minggu ini.

Harga Minyak Mengalami Penurunan

Lebih lanjut lagi dengan membebani harga minggu ini, data menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik lebih besar dari perkiraan 9,88 juta barel dalam seminggu hingga 7 Oktober. Tetapi sebagian besar kenaikan ini didorong oleh penarikan 7,7 juta barel yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Strategic Petroleum Reserve (SPR) oleh pemerintah Biden.

Penarikan itu terjadi sebagai tanggapan terhadap pengurangan pasokan besar-besaran oleh Organization of Petroleum Exporting Countries and Allies (OPEC+) awal bulan ini. Washington telah mengkritik pemotongan tersebut, dan mengancam akan melepaskan lebih banyak minyak mentah dari SPR sebagai tanggapan.

Langkah ini kemungkinan akan menyebabkan kelebihan pasokan di pasar dan mengimbangi kenaikan harga yang lebih besar dari pengurangan pasokan. Itu juga dimaksudkan untuk menurunkan harga bensin AS menjelang pemilihan paruh waktu pada bulan November, sebuah titik yang mencuat bagi para pemilih.

Analis sekarang memperkirakan volatilitas lebih lanjut di pasar minyak mentah, dengan harga yang terjebak antara pengetatan produksi dan peningkatan pasokan AS.

Kenaikan suku bunga AS, menyusul inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan September, juga diperkirakan akan membebani kegiatan ekonomi, yang dapat mengurangi permintaan minyak mentah. Penguatan dolar juga membuat minyak mentah lebih mahal bagi importir. Di sisi lain, gangguan produksi di Rusia akibat perang Ukraina dapat semakin memperketat pasokan. Permintaan heating oil, dalam hal musim dingin Eropa yang keras, juga dapat mendukung harga.

 Harga minyak bisa terus Anda update setiap harinya dengan tetap memantau berita yang ada di Jurnal GIC. Anda juga bisa bertrading komoditas oil ini melalui GIC dengan melakukan registrasi terlebih dahulu untuk trading dengan modal mulai dari 150.000 Rupiah!

reg

harga minyak dunia, harga minyak, crude oil, minyak dunia, minyak mentah, harga minyak mentah dunia, crude, wti crude oil, wti, harga komoditas hari ini, harga komoditas dunia, crude oil price chart, berita minyak hari ini, harga oil, berita minyak, harga wti crude oil, usoil, harga minyak dunia per barel, wti price