Berita menyebutkan bahwa Dolar bersiap untuk kerugian karena menuju penurunan untuk minggu kedua pada hari Jumat karena sentimen yang tetap condong ke aset berisiko. Sementara intervensi oleh bank sentral Australia menghentikan lonjakan dolar Aussie baru-baru ini. Indeks dolar terakhir pada 93.733, sedikit berubah di jam Asia yang turun pada minggu ini sebanyak 0.24%. Dikarenakan dolar terus jatuh dari nilai tertinggi selama 12 bulan pada 94.565 yang dicapai pada awal bulan ini. Hal itu telah berhasil membendung kerugian pada hari Kamis, yang berimbas pada pekerjaan AS yang lebih baik dan data perumahan. Tetapi reli telah mereda pada Jumat pagi di Asia, di mana sentimen risiko akibat berita bahwa, pengembang China Evergrande Group telah memasok dana untuk membayar bunga di AS, obligasi dolar, dan juga mencegah default. Tetapi para trader masih mencoba untuk menilai apakah dolar memiliki ruang untuk jatuh lebih rendah lagi, atau jika ini adlah blip sementara untuk kenaikan yang lebih tinggi. "Orang-orang bertanya-tanya apakah kita berada pada titik balik, karena dolar telah melemah, bersiap untuk kerugian dan itu tidak benar-benar sesuai dengan narasi yang lebih luas bahwa pertumbuhan global sedang mendingin. Dan FED sedang berada pada jalur untuk tetap melejit, yang seharusnya mendukung pertumbuhan ekonomi global pada dolar" Kata Paul Mackel, kepala penelitian FX global di HSBC. Pada hari Jumat, benchmark imbal hasil Treasury AS 10 tahun berada di 1.6872% yang sedikit turun dari nilai tertinggi untuk beberapa bulan pada hari Kamis di 1.7%, dikarenakan pasar terus mempersiapkan diri untuk pengumuman oleh Federal Reserve bahwa ia akan mulai mengurangi obligasi besar-besaran. Program pembelian yang secara luas diharapkan untuk bulan November. Mackel mengatakan sebagian dari alasan pelemahan dolar adalah dikarenakan kinerja yang kuat oleh mata uang yang merupakan sebagian besar dari negara pengekspor komoditas. Hal ini lebih menjadi lebih tenang pada hari Jumat, bagaimanapun karena para pedagang mengambil keuntungan, kata para analis dan harga energi melunak. Minyak mentah Brent, yang telah naik di atas $86 dolar per barel pada hari Kamis, melanjutkan penurunannya dengan data terakhir pada $84.10. Dolar Australia berada di $0.7475, turun dari level tertinggi selama tiga bulan pada hari Kamis, dikarenakan dorongan terhadap mata uang yang terpengaruhi oleh China dari berita Evergrande sebanding dengan tindakan dari Reserve Bank of Australia untuk membendung penjualan obligasi serta mencegah harga naik. RBA mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya telah melangkah untuk mempertahankan target imbal hasil untuk pertama kalinya dalam delapan bulan, yang telah menghabiskan A$ 1 miliar ($750 juta) dengan tujuan digunakan untuk meredam aksi jual obligasi yang agresif karena para pedagang bertaruh pada inflasi yang menarik kenaikan suku bunga. Selain itu, terdapat dolar Kanada yang merosot dikarenakan pengaruh harga energi menjadi C$1.2352 per dolar AS, yang awalnya pada C$1.2287 di hari Kamis pada level terakhir yang terlihat pad bulan Juni. Pound Inggris berhenti sejenak di $1.3798, dari puncak bulan yang dicapai awal pekan ini, yang telah terbawa oleh meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga untuk memerangi tekanan inflasi yang meningkat. Euro sedikit berubah pada $1.1627, sementara yen terhuyung-huyung dalam melihat posisi terendah selama beberapa tahun, dengan nilai satu dolar sebesar 114.01 yen dibandingkan dengan 114.69 pada awal pekan, dengan data terendah selama empat tahun. Yuan China melemah terhadap dolar pada hari Jumat setelah regulator FX memperingatkan kemungkinan tindakan jika pasar mata uang dilanda volatilitas yang lebih besar setelah reli baru-baru ini. Tetapi yuan masih tampak siap untuk kenaikan mingguan terbesar sejak bulan Mei. Bitcoin berada di $63.928, sedikit lebih rendah dari nilai tertinggi sepanjang masa pada hari Rabu di $67.016.