Harga Emas Melonjak ke Level Tertinggi dalam Satu Bulan Akibat Krisis Perbankan di AS
 
Harga emas mencapai level tertinggi satu bulan pada hari Senin (13/3) karena harapan pasar bahwa krisis perbankan yang sedang berkembang di AS akan mendorong The FED untuk melunakkan retorika hawkish-nya dalam beberapa hari kedepan.
 
Dalam beberapa hari terakhir, pasar keuangan dunia terguncang oleh krisis perbankan di Amerika Serikat yang semakin memburuk. Hal ini dipicu oleh kegagalan Silicon Valley Bank yang mengakibatkan pasar menilai kembali pandangan mereka terhadap suku bunga AS.
 
Dampak dari kegagalan Silicon Valley Bank ini sangat signifikan bagi pasar keuangan global. Pasar memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga AS akan melambat atau bahkan dihentikan sejenak oleh Federal Reserve untuk memulihkan kepercayaan pada sistem perbankan.
 
Dalam kondisi seperti ini, harga emas menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik bagi investor. Dalam beberapa bulan mendatang, prospek kenaikan suku bunga AS tidak terlalu tinggi, sehingga harga emas berpotensi naik.
 
Data harga emas pada hari Senin (13/3) menunjukkan bahwa harga emas spot melonjak 0,6% menjadi $1,878.92 per ons, sementara emas berjangka melonjak di atas 1% di kisaran $1,893.25 per ons.
 
Kegagalan Silicon Valley Bank menyoroti retakan yang semakin dalam pada ekonomi AS yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga yang cepat. Federal Reserve telah memulai kenaikan suku bunga yang paling hawkish dalam lebih dari 50 tahun terakhir untuk mengekang inflasi yang berlebihan.
 
Namun, dengan terjadinya krisis perbankan ini, Federal Reserve akan dihadapkan pada tantangan baru dalam menjaga stabilitas pasar keuangan AS. Dalam beberapa hari mendatang, kita akan melihat apakah Federal Reserve akan menahan atau melunakkan retorika hawkish-nya. Bagi para investor, harga emas menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik dalam menghadapi situasi ini.

baca juga : 

Harga Emas Tertekan oleh Dolar AS yang Menguat & Fed yang Hawkish


Disclaimer: Tiap keputusan investasi berada di tangan pembaca. Dalami dan analisa saat sebelum beli dan jual produk komoditi, saham, forex ataupun kripto. GIC Indonesia tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan rugi yang muncul dari keputusan investasi.
 
Dapatkan Berita dan Artikel terupdate dari GIC Indonesia yang lain dapat cek di Google News.

Download Apps GIC